Selasa, 06 Juli 2010

Ibnu Syna is Aviccena

Ibnu Sina (Aviccena)

Abu Ali al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avesina) lahir pada tahun 980 masehi di Afshana dekat Bukhara, bagian dari Iran. The Bu muda Ali menerima pendidikan awal di Bukhara, dan pada umur sepuluh telah menjadi berpengalaman dalam studi Al-Qur'an dan berbagai ilmu. Dia mulai belajar dengan membaca berbagai filsafat Yunani, Islam dan buku-buku lain pada ini dan belajar logika subjek dan beberapa mata pelajaran lain dari Abu Abdallah Natili, seorang filsuf terkenal waktu. Saat masih muda, dia mencapai seperti gelar keahlian dalam kedokteran yang tersebar ketenarannya jauh dan luas. Pada usia 17, ia beruntung dalam menyembuhkan Nabi Nuh Ibn Mansoor, Raja Bukhhara, suatu penyakit yang semua dokter juga terkenal sudah putus asa. Pada pemulihan, sang Raja ingin membalasnya, tapi dokter muda hanya diinginkan izin untuk menggunakan perpustakaan unik ditebar.

Pada ayah kematiannya, Bu Ali meninggalkan Bukhara dan melakukan perjalanan ke Jurjan mana Khawarizm Shah menyambutnya. Di sana, ia bertemu kontemporer-nya yang terkenal Abu Raihan Al-Biruni. Kemudian ia pindah ke Ray dan kemudian ke Hamadan, tempat ia menulis bukunya yang terkenal al-Qanun fi Al-Tibb. Di sini ia diperlakukan Syams al-daulah, Raja Hamadan, untuk kolik parah. Dari Hamadan, ia pindah ke Isfahn, di mana dia menyelesaikan banyak tulisan-tulisan yang monumental. Namun demikian, ia melanjutkan perjalanan dan pengerahan tenaga mental yang berlebihan serta kekacauan politik manja kesehatannya. Akhirnya, ia kembali ke Hamadan di mana ia meninggal pada 1037 AD
Dia adalah dokter yang paling terkenal, filsuf, encyclopaedist, matematika dan astronomi pada masanya. kontribusi utama-Nya untuk ilmu kedokteran adalah bukunya yang terkenal al-Qanun, yang dikenal sebagai "Canon" di Barat. The Qanun fi al-Tibb adalah sebuah ensiklopedia besar obat memperluas lebih dari satu juta kata. IRDA meninjau seluruh pengetahuan medis yang tersedia dari sumber-sumber kuno dan Muslim. Karena pendekatan sistematis nya, "kesempurnaan formal dan nilai intrinsiknya, Qanun digantikan dengan Razi's Hawi, Ali Ibn Abbas's Maliki, dan bahkan karya Galen, dan tetap tertinggi selama enam abad". Selain menyatukan pengetahuan yang tersedia kemudian, buku ini kaya dengan kontribusi asli penulis. kontribusi penting aslinya termasuk uang muka seperti pengakuan sifat menular dari penyakit paru-paru dan TBC; distribusi penyakit dengan air dan tanah, dan interaksi antara psikologi dan kesehatan. Selain menjelaskan metode farmakologis, buku itu dijelaskan obat 760 dan menjadi materia medica yang paling otentik era. Dia juga orang pertama yang melukiskan meningitis dan memberikan kontribusi yang kaya untuk anatomi, ginekologi dan kesehatan anak.
ensiklopedi filosofis Nya Kitab al-Shifa adalah karya monumental, memasukan suatu bidang luas pengetahuan dari filsafat bagi ilmu pengetahuan.Dia mengelompokkan seluruh bidang sebagai berikut: pengetahuan teoritis: fisika, matematika dan metafisika, dan pengetahuan praktis: etika, ekonomi dan politik. Filsafatnya mensintesis tradisi Aristotelian, pengaruh Neoplatonic dan teologi Islam.

Ibnu Sina juga memberikan kontribusi terhadap matematika, fisika, musik dan bidang lainnya. Dia menjelaskan "casting dari sembilan" dan aplikasinya pada verifikasi kotak dan kubus. Dia membuat beberapa pengamatan astronomi, dan menemukan sebuah alat mirip dengan venire, untuk meningkatkan ketepatan pembacaan instrumental. Dalam fisika, kontribusinya studi terdiri dari berbagai bentuk energi, panas, cahaya dan mekanis, dan konsep-konsep seperti tenaga, vakum dan tak terhingga. Dia membuat pengamatan penting bahwa jika persepsi cahaya disebabkan oleh emisi beberapa jenis partikel oleh sumber cahaya, kecepatan cahaya harus terbatas. Dia mengajukan sebuah interkoneksi antara waktu dan gerak, dan juga membuat penyelidikan pada berat jenis dan menggunakan sebuah termometer udara.

Di bidang musik, kontribusinya adalah perbaikan atas pekerjaan Farabi dan jauh lebih maju dari pengetahuan yang berlaku di tempat lain pada subjek. Penggandaan dengan keempat dan kelima adalah langkah besar terhadap sistem yang harmonis dan menggandakan dengan ketiga tampaknya juga telah diizinkan. Ibnu Sina mengamati bahwa dalam rangkaian harmoni diwakili oleh (n + 1) / n, telinga tidak dapat membedakan mereka ketika = n 45. Di bidang kimia, ia tidak percaya pada transmutasi kimia kemungkinan karena, menurut pendapatnya, logam yang berbeda dalam pengertian yang mendasar. Pandangan ini adalah secara radikal bertentangan dengan orang-orang yang berlaku pada saat itu. risalah-Nya pada mineral adalah salah satu sumber utama geologi ensiklopedis Kristen abad ke tiga belas. Selain Shifa risalah terkenal di filsafat adalah Al-Najat dan Isharat.

Rabu, 30 Juni 2010

puisi & prinsip Bapenk

Biarlah...



Bila Harus Memilih...

Aku Pilih Tetap Sendiri.....

Jika Aku Tidak Dengan Dia { atin }..!!

Biarlah Aku Arungi Alur Ini...

Dengan Kekosongan Dan Kehampaan...

Berjalan Walau Tanpa Arah Tujuan..

Melangkah Dengan Hati Yang Hampa....!

Itu Lebih Baik...

Daripada Aku Harus Berjalan Dengan Kepalsuan...!




Bapenk tentang bumi

Harmoni Kita

Manusia kini didera berjuta Ujian & cobaan.
Dimana-mana tampak Bencana dari mulai
Banjir sampai Gempa Bumi berskala kecil sampai besar.
Kita perhatikan saja disekitar kita bencana
Pasti terlihat. Pertanyaan Bagi diri Kita sendiri
Mengapa semua ini bisa terjadi
Akankah Kita terus merusak bumi
Bukankah bumi juga harus seimbang,
Jika tidak Esok kelak pasti tercipta
Apa yang diBeritakan oleh Para Paranormal
Bahwasanya Kiamat Akan tiba 21 desember 2012.
Kita sebagai makhluk Beragama pasti mempercayai
Adanya hari akhir atau kiamat.
Oleh karena itu mulai dari sekarang kita harus berubah
Selaraskan Harmoni Alam semesta dengan saling menjaga
Baik Makhluk hidup maupun Alam Semesta.
Tidak ada lagi Perusakan Alam,Karena Alam sudah menampakan
Kemurkaannya terhadap manusia.
Agar esok Anak Cucu kita masih bisa melihat keindahan Dunia dan Isinya.
Mulai dari sekarang kita merenungi semua tanda-tanda kebesaran Allah.

Bapenk tentang cinta


Cinta Sejati menurut Islam:

Rasa cinta menurut pandangan islam adalah suatu rasa yang di anugrahkan oleh Allah SWT dari sifatnya yang Maha Rohman yaitu suatu rasa dimana kita tidak bisa sedetikpun berpaling dari dia, setiap detik dan setiap desahan nafas hanya dia dan tiada yang lain selain dia, merasa saling memiliki dan saling mengerti satu dengan yang lain, tiada rasa pamrih saat memberi, ikhlas dalam menerima apapun yang diberi.

Dan berikut Tanda-tanda Cinta sejati menurut Islam...:

1.Tidak rela yang dicintai menderita
2.Rela berkorban apapun demi yang dicintai
3.Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
4.Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai
5.Berlaku sepanjang masa

Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:

6.Cintanya tersebut karena Allah S. W. T.
7.Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah SWT
8.Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi
9.Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.

BAPENK tentang arti kedewasaan

Sebuah Hal kecil Namun Berarti Perjalanan Hidup Bapenk Yang tak luput Dari Salah , Khilaf Dan Dosa tak Dipungkiri...
Namun Sejalan Dengan Dewasanya pemikiran Hal-hal yang tak berguna Sedikit demi sedikit mulai pudar...
Disini bapenk ingin Membahas tentang Pemikiran Yang Dewasa..
Karena dizaman yang semakin Canggih dan mulai mutakhir ini manusia kadang masih kekanak-kanakan.
Coba kita perhatikan digedung DPR RI saja tempat Orang-orang terhormat masih banyak sikap & prilaku Anak TK yang dilakukan...
bukankah mereka orang-orang yang dipilih untuk mewakili Aspirasi Rakyat ,
Tapi mengapa mereka melakukan prilaku yang tak seharusnya...
maka dari Itu Bapenk disini Membahas tentang pendewasaan diri...
DEWASA adalah proses Pergantian massa dari massa Anak-Anak Menuju Dewasa yang lebih mengerti Hal-hal yang Baik dan Hal-hal yang buruk dalam kehidupan sehari-hari...
lebih memahami Lingkungan Disekitar.
Serta kondisi Sekitarnya...
Pendewasaan diri tak begitu saja datang Namun dari diri sendiri ada kemauan untuk lebih Dewasa.,
misalkan dapat serta mampu menahan emosi ketika sedang marah.,
Menghadapi masalah dengan kepala dingin
Bertutur kata yang sopan kepada siapapun,kapanpun dan dimanapun.
Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan...

Seseorang dikatakan dewasa bukan karena dia telah mencapai umur
tertentu.
Terkadang, ada orang yang umurnya sudah tua tapi ada yang mengatakan
perilakunya masih kekanak-kanakan. Ada juga, seseorang yang
tergolong masih
muda, tapi ada juga yang mengatakan dia itu seorang yang dewasa.
Fenomena
keseharian ini memperlihatkan bahwa umur tidak memberikan jaminan
seseorang
itu mampu mencapai kedewasaan. Lantas, kedewasaan itu apa sih..?.

Kedewasaan itu sangat terkait dengan urusan mentalitas
(psikologis). Cara
yang paling mudah untuk mengukur kedewasaan adalah ketika seseorang
itu
dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan yang ada. Nanti, saya
akan
memaparkan sebuah kisah kehidupan seseorang yang begitu tegar
menghadapi
masalah. Kisah itu, bagi saya sangat mengharukan, saya sempat
menitikkan air
mata mengetahui cerita itu. Entah, saya barangkali tak sanggup
bertahan
ketika menghadapi masalah yang sama seperti yang dialami seseorang
itu. Dari
kisahnya, saya hanya ingin mengajak untuk mencoba jujur terhadap
diri kita
masing-masing. Apakah kita sudah dewasa ataukah belum..? Mengenai
cerita
itu, sabar ya, tunggu saja nanti !

Kita lanjutkan dulu uraian tentang topik "masalah". Dalam
mengarungi
samudera kehidupan ini, kita pasti dihadapkan kepada sebuah masalah.
Itulah
dinamika yang membuat hidup menjadi bermakna. Rasa-rasanya, hidup
ini akan
terasa gersang jika tak ada dinamika kehidupan, hidup hanya monoton,
tak ada
pernak-perniknya, sungguh, hidup ini tak terasa indah. Tapi,
permasalahannya
kemudian, sejauhmana kita bisa memandang sebuah masalah dengan cara
pandang
yang berbeda, sebuah cara pandang menggunakan kejernihan berpikir
kita. Kita
semua tahu, permasalahan akan senantiasa ada, yang terpenting adalah
bagaimana kita bersikap ketika menghadapi masalah tersebut.
Disinilah sebuah
kedewasaan akan terlihat.

Akankah kita hanya sekedar mengeluh mensikapi masalah yang kita
hadapi,
menyalahkan orang lain sebagai biang masalah dan bahkan menganggap
Allah SWT tidak
adil karena menimpakan masalah yang barangkali terlalu berat, atau
kita akan
bersikap sebaliknya. Kita mensikapi sebuah masalah dengan tenang,
tidak
emosional lantas pelan-pelan memikirkan jalan keluar yang tepat.
Bagaimana
menurutmu, kira-kira akan memilih yang mana...?

Baik, sambil merenung, saya akan memenuhi janji.

Seperti yang saya janjikan diawal tadi, saya akan bercerita
tentang
sebuah kisah nyata. Kisah ini pernah saya baca di dalam sebuah
majalah
Islam. Sudah cukup lama saya membacanya, sampai-sampai majalah itu
entah
kemana. Tapi, memori saya masih terus mengingat kisah itu. Kisahnya
adalah
tentang seorang pemuda yang sederhana, dia seorang mahasiswa. Suatu
ketika, dia
sedang kekurangan uang. Dia pernah tidak makan nasi selama 24 hari
karena
uangnya tidak cukup untuk membeli nya. Barangkali ada yang bertanya,
bagaimana dia bisa bertahan hidup...?.

Setiap hari, dia hanya menganggarkan uang seribu rupiah untuk bisa
menganjal perutnya dari rasa lapar. Setiap pagi, dia membeli
sepotong roti
seharga limaratus rupiah untuk bisa bertahan dari rasa lapar di siang
harinya. Begitu juga, ketika sore tiba, dia melakukan hal yang sama,
membeli
lagi sepotong roti seharga lima ratus rupiah untuk bisa bertahan
dari rasa
laparnya sampai esok pagi tiba. Begitu seterusnya, sampai 24 hari
lamanya.
Sungguh, kisah ini sangat mengharukan. Saya sempat menitikkan ari
mata
ketika membacanya. Luar biasa, dia tak mengeluh dengan keadaan yang
menimpa
dirinya.

Dia tak mau meminjam uang karena dia tak mau merepotkan temannya.
Justru,
dengan keadaan seperti itu, tak menyurutkan langkahnya untuk bisa
berprestasi. Itu terbukti ketika dia terpilih menjadi salah satu
remaja
berprestasi versi salah satu majalah Islam di negeri ini. Dan,
kisahnya ini diungkapkan
dalam sebuah wawancara dengan majalah Islam itu.

Ada satu lagi cerita menarik darinya. Ketika akan diundang dalam
acara
penganugerahan hadiah, terpaksa dia meminjam baju salah seorang
temannya
karena memang dia benar-benar tidak mempunyai baju yang layak untuk
menghadiri sebuah acara yang boleh dibilang resmi. Subhanallah.

Cerita ini bisa menjadi renungan bagi kita. Terkadang, kita terlalu
banyak
mengeluh atas keadaan yang kita alami, sementara kalau kita
menghitung
nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sungguh, tak akan bisa
terhitung banyaknya. Tapi, biasanya, kita terus merasa kurang dan
kurang.
Seolah kita lupa atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada
kita.
Laki-laki sederhana itu bisa kita jadikan contoh, bagaimana dia
senantiasa
tersenyum walau dalam keadaan yang sederhana, bahkan boleh dibilang
kekurangan.

Baginya, keadaan yang seperti itu tak terlalu menjadi masalah.
Setidaknya,
dia tidak menganggap kebahagiaan semata-mata karena banyaknya harta
yang
dimiliki. Lelaki itu, semoga menjadi pelajaran kita dan kelak,
semoga Allah
memasukannya kedalam surgaNya. Darinya, kita bisa mengambil
pelajaran, bahwa
kedewasaan itu adalah, bagaimana kita bisa mengatasi permasalahan
dengan
bijaksana. Sekarang, mari sama-sama kita jujur pada diri kita
sendiri, sudah
dewasakah kita...?.

BEST FRIENDS BAPENK

BAPENK WITH ANDTHESEGANK
BAPENK WITH NEW STYLE

FIRE BAPENK


Bapenk Telah Hadir Dengan Warna Baru Pada Foto Yang Menjadi Andalan Terbaru Untuk Situs The Bapenk,,

PUISI BAPENK

PUISI BAPENK


Dalam Kenangan



Terbakar Hati Gelisah
Menatap Jejak Lalu
Yang Telah Jauh Kan Tertinggal
Oleh Dirimu... Dan Hatimu...
Berjuta Rasa Kecewa
Tersimpan Dalam Dada
Melihatmu Seperti Ini Padaku
Karena Dirimu....Aku...

Taukah Apa Yang Aku Rasa ....
Saat Aku Jatuh Hingga Aku Bangkit Lagi...
Itu Karenamu.......
Karena Dirimu Dihatiku....

Jauh ....
Jauh Kini Kau Berlari
Tinggalkan Aku Dalam Kenangan
Menutup Kisah Usang yang Tak Sempurna....




Biar Walau Luka




Sampai Nafas Ini
Tak Mampu Lagi Ku Hela....
Ku Akan Menanti Cintamu....,
Biar..,Walau Luka Pasti Aku Rasa...

Sampai Tubuh Ini
Tak Bisa Terjaga Dari Tidurku....
Cinta Ini Untukmu ....
Dan Tetap Untukmu,,

Sampai Mentari,,
Tak Tampak Lagi ..
Ku Akan Tetap Mencinta...
Biar ,Walau Perih Pasti Kurasa...

Sampai Kaki Ini...
Tak Mampu Lagi Melangkah
Ku Akan Menunggu Kau Kembali..
Biar, Walau Mati Sekalipun!!







Saat Cinta Masih Kurasa




Saat Cinta Masih Kurasa..
Pedih, Perih, Gundah ,& Sakit
Kujadikan Senyum
Dan Kubahagia..

Saat Cinta Masih Kurasa..
Hari-Hariku Indah
Tak Ada Duka
Hanya Ada Gembira..


Saat Cinta Masih Kurasa..
Wajahmu Slalu Terbayang
Ditiap Langkahku..
Jua Ditiap Waktu Yang Kulalui....


Saat Cinta Masih Kurasa..
Apapun Kulakukan Demi Cinta
Walau Berat Slalu Aku Coba Lakukan..
Untuk Cinta Dan Demi Cinta...




KAU Tak Bijak





Ku Sibak Rasa Yang Terpendam
Bersamaan Pula Luka Kau Tebar..
Keseluruh Isi Hati..
Entah Kau Pikir Cinta Itu Seperti Apa?


Kau Tinggalkan Lalu Kau Jatuhkan
Kau Sebut Cinta!..Atau
Seperti Mereka-Mereka ....
Yang Bicara Cinta.., Berperilaku Pecinta!


Tapi Engkau Tak Bijak Kataku
Cinta Itu Bukan Kata
Jua Bukan Perilaku
Apalagi Perbuatan.,Slah Besar !!









Cinta Ini




Secerah Mentari
Yang Selalu Berikan Sinarnya
Untuk Dunia & Isinya
Pasti Akan Terbenam Jua Disenja Hari...


Seperti Bintang , Bulan
Mungkin Terangi Malam
Terangi Jua Gelapnya
Namun Tetap Hilang Diesok Hari...


Akan Tetapi,,..Cinta Ini
Mungkin Tak Pernah Redup & Hilang
Walau Nafas Terakhir Kan Kuhela
Tetap Bersinar Terang...










Walau Perih




Lagi..
Aku Sesalkan Yang Terjadi
Kau..,Yang Pergi Dan Menjauh
Lupakan Aku & Cintaku...,


Tak Pernah ..
Tuk Kau Coba Pahami
Besar Rasa Yang Ku Punya
Dan Hanya Untukmu...


Lelah ..
Mungkin Kau Ucap
Tapi Sakit Yang Aku Rasakan
Mungkinkah Kan Kau Rasa Jua,,


Kini...
Kulalui Sendiri Semua Ini
Dan Tetap Yakini Lagi
Cinta Ini Kujaga Walau Perih Mengiris Hati....





BUIH




Tuhan...,
Aku Telah Jatuh,
Rasanya Semua Hilang
Sirna Begitu Saja...


Cinta...,
Yang Aku Banggakan ,
Pergi Meninggalkan Aku
Tak Hiraukan Perasaanku...


Tuhan...,
Aku Remuk Redam
Hatiku terombang-Ambing
Melayang Diantara Kekecewaan
Dan Penyesalan...,

Oh Tuhan..,
Aku Bagai Buih Dilautan Luas..,
Tak Tau Arah Dan Tujuan...





DIAM




Dikala Sunyi Senyap.,
Digelapnya Malam Ini..
Terbaring Aku Disini Tak Berdaya
Diatas Sejuta Penyesalan


Diam & Hanya Diam
Mungkin Itu Yang Tercipta
Saat Uraian Makna Cinta
Terurai Berserakan


Kini Tersirat Sudah Semua
Misteri –Misteri Embun Pagi
Tiada Lagi Fajar Mengiring Tuk Temani
Mungkin Hanya Do’a Yang Kan Slalu Terucap...,











Sepanjang Jalan Cinta




Disepanjang Jalan Ini..,
Masih Membekas
Jejak Kesuraman Masa Lalu
Ciptakan Penyesalan Dalam Dada...


Disepanjang Jalan Ini..,
Manis , Pahit , Getir Aku Rasakan
Juga Peluh Bercampur Bahagia
Diatas Panasnya Batu Beraspal


Disepanjang Jalan Ini..,
Kuinjak Kesombongan
Dan Keangkuhan Masa Silam
Kala Sosok Impian Hadir Dan Temani Aku...










Tabir Kepalsuan




Adakah Kau Rasa..
Cinta Ini Nyata
Tapi Apa Kini?
Kau Hanya Tebar Tabir Kepalsuan Dihatiku...


Kau Sambut Cinta Ini
Seolah Nyata..
Kau Pun Beri Cinta
Dengan Penuh Kepalsuan Belaka...


Kau Pesonakan Cinta
Kau Jua Tebar Kepedihan
Cinta Ini Nyata.....Tetapi,
Semua Cintamu Hanya Kepalsuan Semata...









Maaf Aku Tak Sempurna




Aku...
Ingin Aku Menjadi Udara,
Yang Kan Selalu Ada Dalam Tiap Hela Nafasmu..,


Aku...,
Ingin Aku Menjadi Mentari
Agar Aku Terangi Kegelapan Diharimu...,

Aku...,
Ingin Pula Aku Menjadi Pelangi
Coba Warnai Hari-Hari Dalam Hidupmu...


Aku,,Tapi..Aku
AKU Hanya Manusia Biasa ...
Aku Takn Mungkin Mampu Jadi Itu Semua...
Aku ..Ya Aku,
Aku Gak Mungkin Jadi Dia atau Siapapun Itu..,
Maaf Aku Tak Sempurna...,






Kecewa



Dimanakah Kan Kutemukan...
Satu Cinta Yang Dulu Hilang
Dan Selalu Kuimpikan...


Kemana Lagi Kah Kaki Ini Kulangkahkan
Setelah Keresahan Isi Hariku
Dan Ciptakan Kecewa Didada...,


Arah Ini Entah Kemana
Tak Tentu Kini Kurasa
Karena Cinta,,Cinta Dan Cinta!!


Kecewa Didada Kini Meraja
Merajam Dalam Hidupku
Tenggelamkan Ketegaran Diri
Tuk Hadapi Dunia Yang Kejam Ini..,







Seseorang



Seseorang...,
Pernah Hadir Dihati Ini..
Coba Tuk Terangi Kegelapan Yang Aku Rasa

Seseorang...,
Telah Gugah Hati & Jiwa Ini
Tuk Berjanji Dalam Hati..

Seseorang Jua...,
Berlalu Tinggalkan Aku Dengan Luka...
Luka Yang Masih Membekas Dan Masih kurasa..,

Seseorang...,
Lupakan Aku Setelah Beri Harapan Untuk Aku.,,
Perlahan Namun Menyakitkan Bagiku...,

Seseorang...,
Itukah Engkau,,Dia Atau Siapa?
Aku Tak Tau Lagi.., Aku Bingung!

Seseorang...,
Pasti Yang Selalu Ada Dalam Tiap Langkahku..,
Ada Jua Dalam Tiap Tiap DO’A Yang Terucap...,
Dan Seseoran Itulah Engkau Adanya...!!





Batas Ketakpedulianmu




Deras Nafas Ini Kuhela...
Terasa Sulit Untuk Coba Berlalu
Pun Selalu Untuk Aku Bertahan Dalam Kepedihan


Peluh Pun Deras Bercucuran..,
Diambang Batas Ketakpedulianmu Padaku
Pun Selalu Aku Coba Bijak Pahami...


Air Mata Pun Tak Tertahan...
Jatuh Membasahi Tandusnya Jiwa
Tapi Hti Ini Selalu Coba Mengerti..,


Sejenak Asa Telah Kuhenti..,
Jauh Dalam Diri Terasa Sakit
Akankah Untuk Selamanya Atau Sementara...,








Karya Penuh LUKA




Kutulis Sebaris Kata-Kata Indah
Walau Dengan Hati Gundah
Karena Luka Yang Tak Kunjung Henti...


Kurangkai Lagi Kata-Kata Indah Itu
Diatas Secarik Kertas Putih
Dengan Pena Bertintakan Air Mata...


Kata Perkata Terus Kutulis
Walau Perihnya Luka Mengiris Hati
Sampai Tercipta Satu Karya Penuh Luka..,


Kuciptakan Ini..
Karena Aku Tak Bisa Bicara
Aku Diam Dan Lidahku Pun Luka...,








Alam Diam



Lambat Tapi Pasti..,
Itulah Adanya...,
Dalam Diri Ini Selalu Kuyakinkan

Pun Resah Kini Kian Menjadi
Namun Aku Rasa
Apa Yang Telah Terjadi Buatku Terluka

Halau Semua Mimpi Ini
Pupuskan Asa & Cita Tercipta
Itukah Yang Harus Ada?

Hey,Angin....,
Kemana Engkau Pergi?
Kala Aku Gundah
Hey, Langit..
Tak Kah Kau Lihat Aku!
Aku Ini Siapa?
Dan Kenapa Aku Disini?
Jawab Angin ..Jangan Diam!!
Kau Jua Langit!!
Katanya Kau Indah Kenapa Tak Peduli...
Kenapa Alam Diam Saja Kala Kuluka...,





Bias Sinar




Le;ah Pijak Kurasa..
Lalu Aku Cioba Diam Sejenak
Tatapi Jejak-Jejak Terukir Silam...
Bias Bayangmu Tampak Sekilas Disana!


Rasa Aku Ingin Kembali..
Kembali Kemassa Itu
Dimana Cinta Masih Aku Rasa
Juga Kau!!!


Tapi Aku...?
Langkahku Kini Terlalu Jauh
Tak Mungkin Ku Berpijak Lagi
Silam Itu Telah Berlalu Fikirku
Tapi Hati Tak Mau...!
Lalu Apa?
Apa Tersisa Kini,,
Bias Sinar Esok Mungkin Kan Bersinar Lagi...







Cinta & Luka




Andai Malam Ini
Tak Gelap...
Mungkin Cinta Itu Tak Ada..


Andai Langit Tak Biru
Warnanya...,
Mungkin Jua Luka Itu Tak Tampak!


Akankah Cinta & Luka
Akan Seperti Ini Nyatanya!!!
Mungkin Ku Sesali Hidup Ini
Jika Kusia-siakan Cinta
Hanya Karena Luka Setitik...,!










Malam Ini




Disini...,
Digelapnya Malam
Disini..,
Didinginya Malam



Aku Sendiri Menapak Perih
Merasakan Sakitnya Hati...,
Dalam Kebimbanganku Sendiri
Aku Coba Yakini
Bintang Temani Aku Malam Ini
Pun Hanya Sekejap Saja...
Bersama Setitik Sinarnya...












Fikirku Pun Jatuh




Kala Fikirku Melayang
Menelusup Jauh..,
Jauh Sampai Kebatas Khayalku..,


Tersirat Sudah Kesunyian ,
Kehampaan Didalam Hidupku
Berjalan Namun Terarah Entah Kemana?


Tampak Pula Jiwa Yang Tegar..,
Seolah Tak Ada Luka Dan Air Mata
Namun Kebimbangan Terus Menghantui...,


Fikirku Pun Jatuh ...,
Dan Ku Tau Jatuh Itu Sakit...,
Dan Sama Pula Dengan Yang Aku Rasa
Kemarin , Kini , Esok , Dan Nanti...,







Gamang




Kataku Dunia Itu Kejam
Dia Tak Pernah Tau Aku,
Keadaanku Dan Hidupku...


Kadang Pula Aku Sesali Dunia
Mengapa Hanya Diam
Ketika Aku Jatuh Dan Terluka...,


Dunia Sulit Aku Mengerti
Ketika Aku Dekati Dia Sambut
Namun Ketika Aku Bahagia
Dia Tinggalkan Aku...,
Aku Gamang Pada Dunia...,











Aku & KamuTak Bernyali


Aku.,Kamu..
Hanyut Dalam Kebimbangan
Terombang-Ambing Dalam Ambisi,,Ambisi Yang Selalu Bicara...
Ambisi Tentang Harga Diri..
Yang Tak Ingin Mengalah...

Aku.,Kamu..
Seperti Air Yang Mengalir
Mengikuti Takdir Yang Kuasa
Namun Air Itu Ternoda
Karena Sikapku,,Jua Sikapmu...


Aku.,Kamu..
Menyimpan Sebentuk Rasa
Yang Tak Akan Mati
Karena Aku Tau Itu..,
Jua Kamu..,


Aku.,Kamu..
Tak Mampu Ungkapkan
Pun Tuk Mengatakan Kata Itu
Aku & Kamu Tak Bernyali
Karna Harga Diri!!





Cinta Adalah.....,



Kata Mereka Cinta Itu Indah
Suci,Bening,Samar Dimata
Hanya Mampu Dirasakan Hati
Tapi Apa Nyatanya?....
Aku Hanya Dapatkan Luka,Perih,Dan Sakit Disini....


Kata Mereka Jua Cinta Itu Mengalir Apa Adanya
Tenang Dan Mendamaikan
Tapi Aku Rasa CINTA Itu Melelahkan
Hanya Buang-Buang Waktu Saja


Hari Kehari Bicara Cinta
Berdiri Disini Ada Cinta
Duduk Disana Ada Cinta
Kataku Cinta Itu Omong Kosong!!


Cinta Cuma Teka Teki Kehidupan
Hanya Getaran Semu Yang Percuma
Yang Melelahkan Tuk Dijalani...
Cinta,,Hasrat Dan Nafsu..,
Aku Bosan Mendengar Semua Itu,,
Mendengar Cinta,,Cinta,,& Cinta.......






Puing Kisah



Aku Menyibak Perih
Digaris Batas Keraguan
Lalu Aku Mencabik-cabik
Lembar Demi Lembar Kisah
Yang Telah Kau Torehkan
Dan Kini Apa Yang Aku Rasa?
Lelah ...,Letih...
Sakit & Perih Yang Tak Kunjung Henti


Helai Demi Helai
Aku Punguti Puing-puing Itu
Hingga Aku Dapatkan
Kedamaian Hidup
Yang Selalu Mereka Teriakan
Lalu Apa Yang Kau Ucap
“Sudah...Aku Lelah Kau Tak Berubah...Percuma Dan Percuma Saja...!”








Bias Rasa




Tercengang Aku Terdiam
Mengenang Saat Cinta
Masih Aku Rasakan....,


Ada Resah , Gundah
Dan Bahagia...,
Namun Aku Suka Walau Ada Luka...,


Dalam Dada Tersimpan
Hasrat Yang Tak Mungkin...,
Jiwa Bertanya , Mengapa?


Entah Apa , Kenapa & Mengapa!
Namun Aku Yakini Itu ...,
Dan Itu Engkau...,








Alunan Hati




Selaras Melodi Kehidupan
Aku Menapak Perih
Digaris Batas Asaku
Semakin Aku Alunkan
Semakin Perih Luka Dihati...,
Aku Rasa...,


Seirama Melodi Kehidupan
Aku Menyimpan Berjuta Tanya
Inikah Jawabnya...,?
Namun Melodi Terus Mengalun
Dan Terus Mengalir
Bagai Air , Sungai Dan Apalah Itu....,









Bimbang




Aku Berjalan Tertatih-Tatih
Menopang Jiwa Tak Tenang
Hingga Aku Lelah.....,
Serasa Aku Ingin Lepas,
Aku Ingin Bebas..,
Dari Semua Beban Ini
Dan Juga Dari Semua Kegundahan Ini...


Aku Terus Berdiri Disini
Meski Kaki Yang Telah Berdarah
Mungkin Terantuk Batu
Atau Jua Tadi Tertusuk Duri
Aku Tak Tau Lagi
Aku Bimbang
Dan Aku Terombang-Ambing
Dalam Ketidak Pastian...,







Berlarilah..




Berlarilah...
Bila Engkau Ingin
Berlarilah Sekuatmu...,
Gapailah Cita & Asamu
Dan Aku Akan Mendorongmu
Dengan Do’a Dan Harapan


Berlarilah...
Dan Bila Ditengah Perjalanan Kau Jatuh
Aku Akan Bantu Kau Berdiri
Bila Engkau Lelah
Kan Ku Usap Peluh Keringatmu
Dan Bila Engkau Lupa
Akan Aku Ingatkan Kamu
Tentang Cinta , Asa , Hasrat & Harapan...,










Tunas Asa




Biasmu Gugurkan Daun
Daun Yang Hijau Dari Ranting Kering
Hingga Jatuh Terurai Berserakan
Diatas Tumpukan Sesal....,


Pijakmu Kubur Satu Rasa
Perih Dalam Naungan Hidup
Tuk Bertahan Dalam Gundahku
Buah Dari Sadarku Lagi...,


Senyummu Alirkan Kesejukan
Segarkan Jiwa Tak Tenang
Tumbuhkan Tunas Asa Dalam Hangatnya Dada
Untuk Songsong Harapan Diesok Hari...,









Asa Dan Do’a



Bangkit Aku Disini
Berdiri Tuk Lupakan Sakit
Berkecamuk Dalam Hangatnya Dadaku
Bergelora Namun Terarah


Aku , Mentari Beriring
Saling Menerangkan Gelap
Lalu Aku Coba Tatapi
Sepercik Arti Sinarnya


Gemercik Sejuta Asa
Kikis Angkuhnya Lara Dihati
Alirkan Bersama Do’a
Lalu Berhenti Dihembus Nafas Terakhir....,








Sejuta Makna Berarti




Kucoba Lupakan Bayangan Hitam Kelam
Yang Selama Ini Terus Mengirini Gerakku
Namun Aku Hanya Bisa Termangu & Terpaku
Karena Bayangan Wajah Bidadari Api Terus Terlintas

Inginkan Cinta Menjelang Dihati Yang Telah Mati
Menunggu Cinta Sebelah Hati Terjawab
Berharap Datang Lagi Cinta Butakan Hati
Sebelum Asa Dan Harapan Terkubur Mimpi

Kemarau Didalam Hati Yang Sudah Tandus
Gersang Dan Tiada Keindahan Swargaloka
Yang Didamba-damba Tak Kunjung Datang
Yang Ada Hanya Sakit Dihati...,

Mungkin Yang Tersirat Hanya Barisan Kata
Atau Ratusan Huruf Tak Berarti...
Namun Dibalik Semua Itu Tersimpan
Sejuta Makna Yang Sungguh Berarti....,







Erangan Mimpi




Sebelum Luka Ini Terhisap Waktu
Sebelum Resah Hati Terkubur Mimpi Palsu
Aku Akan Terus Mencari Kepastian

Meski Kaki Tak Mampu Berjalan
Meski Juga Nafas Tak Lagi Terhembus...,


Sebelum Hujaman Penyesalan Terabaikan
Sebelum Harmoni Tak Nampak Lagi Dikehidupan
Akan Kukejar Mimpi-Mimpi Yang Tak Mungkin

Walau Air Mata Mulai Mengering
Walau Impian Mengerang Kesakitan....,











Ketaksaan Makna




Apabila Telah Tersisa Sepertiga Kesedihan
Maka Langit Tak Akan Beri Warna Aslinya
Malam Tak Lagi Gelap Adanya
Mentari Pun Tak Nampak Lagi...


Namun Kesedihan Itu Adalah Kuncinya
Sementara Resah Terus Merambat Bayangi
Serta Penyesalan Tak Henti-HentinyaMenatapku...
Dan Juga Ketaksaan Makna Sirna...,


Menatap Lagi Pun Ku Tak Mampu
Apalagi Berlari Mengejar Asa Tak Pasti
Yang Pasti Kulakukan Hanya Diam
Menatapi Jejak Hitam Yang Sempat Tergores









Aku......,(Harmoni)




Aku Adalah Manusia Hina Tak Bermakna
Aku Pula Sampah Kehidupan Didunia
Namun Aku Punya Cinta Dan Hati
Yang Mungkin Dapat Menjerat Kepedihan


Aku Jualah Yang Mengotori Jalanan
Aku Jua Manusia Yang Terpuruk
Meskipun Aku Terluka Namun Aku Diam
Karena Aku Bukan Apa-apa Diatas Bumi Ini...,


Walaupun Aku Hina Tapi Aku Tetap Manusia
Manusia Yang Punya Asa & Rasa
Aku Jua Mampu Merubah Putih Jadi Hitam
Tapi Aku Tak Mampu Menghitamkan Harmoni....








Seseorang Yang Mampu




Adalah Cinta Dalam Hatiku
Membentuk Nalar Yang Tak Tertahan
Meski Terbelenggu Berjuta Tanya
Meski Terpaut Beribu Waktu..,


Ada jua Luka Dalam Hatiku
Yang Tak Akan Ada Seorangpun Mampu Mengobati
Kecuali Seseorang Yang Mampu Berikan
Setitik Makna Rasa Dalam Ketaksaan Arti Cinta...,Dan Itu Kamu


Ada Pula Resah Membakar Jiwaku
Yang Letih Menunggu,,Menunggu & Menunggu
Seseorang Yang Dulu Kurindukan
Kini Tak Nampak Meski Hanya Sekejap..,








Tangisan Dusta



Mengapa Jiwa Yang Kering Tak Pernah Menangis
Mengapa Pula Air Mataku Terus Tercurahkan
Kesedihan Yang Menjadi Pelampiasan
Cinta Hadir Itukah Harapan


Apakah Itu Semua Demi Nafsu Pribadi
Atau Hanya Untuk Meniutupi Kekecewaan
Untuk Apa Aku Cucurkan Air Mata
Hanya Untuk Setitik Cinta


Berkorban Segala Rasa Didalam Dada
Untuk Sekedar Menangis ..,Menangis Serta Menangis
Apa Itu Tangisan Kesedihan ?
Apakah Itu Tangisan Kerinduan?
Apapula Itu Tangisan Dusta & Air Mata Palsu!








Engkau



Meskipun Dunia Kan Terbelah
Walau Uraian Selaksa Makna
Engkau Tak Pernah Bosan..,
Tuk Hiasi Sudut Gelap Duniaku.,


Bergejolak Kemurkaan Sesal
Kau Tak Pernah Hempaskan
Engkau Hanya Menunggu
Dan Menunggu....,


Mestinya Kesuraman Tak Menupi
Semua Arti Kehidupan Yang Kujalani
Mungkin Hanya Disini...,Disini....,
Engkau Kan Menghias Mimpi Abadi...








Mimpi Abadi



Berdiri Aku Diatas Tumpukan Keresahan
Ada Jiwa Yang Meronta-ronta
Menangis Pula Hati Yang Terlihat Tegar


Menatap Jejak Hitam Terkubur Massa
Yang Tertinggal Waktu Terbuang
Berteriak Hati Ingin Meronta..


Langit Biru Indah Beriring
Menemani Kegalauan Suasana Hati
Yang Terluka Tapi Tak Berasa..


Surya Tenggelam Senja Menyambut
Menutup Cerita Hati Yang Kalut
Terobsesi Mimpi Abadi...,








Nurani Terkelam



Kututup Mata Ini ,....
Kututup Jua Hati Ini
Untuk Butakan Matahatiku...
Yang Menatap Gerah Sejuta Nurani Terkelam


Ku Hentikan Penantian
Agar Kepedihan Terhapus
Meski Hanya Sekejap
Merasakan Indah Dunia


Berjalan Ku Seolah Tak Ada Dusta
Biar Luka Ini Terhapus Bersama Jejakku
Walau Berat Langkah Aku Gerakan
Untuk Menggapai Kasih Cinta Abadi.....








Sampai Kau Mau



Tertidur Aku Terlelap
Dalam Damainya Hatimu
Sejenak Aku Lupakan
Jejak Buram Massa Silam


Terkadang Aku Bermimpi
Tentang Indahnya Cintaku
Yang Telah Aku Lewati
Aku Engkau Dan Harapan


Tetapi Itu Semua
Hanyalah Ada Dalam Mimpi
Hanya Ada Dalam Tidurku...


Dan Aku Hanya Berharap
Engkau Menjadi Milikku
Sekarang....Esok Atau
Sampai Kau Mau
Mengerti Dan Mau Pahami ...Aku...







Luka Ini



Hancur Setelah Semua
Apa Yang Aku Berikan
Tak Pernah Kau Coba Membalasnya...,


Perih Didalam Hati
Setelah Aku Mengerti
Hatimu Bukan Untukku


Tapi Aku Slalu Mencoba
Menepis Rasa Itu
Tuk Redam Amarahku...,


Cukup Lama Aku Bertahan
Kikis Luka Tak Berakhir
Hingga Yang Aku Dapat Hanyalah
Luka....,Ini...,








Tak Mungkin untuk Dirimu



Kuberjalan Susuri
Hatimu Yang Tak Mungkin
Untuk Aku Miliki
Selamanya....,


Kuyakini Hatiku
Tak Akan Pernah Mati
Untuk Aku Menjaga
Cinta Ini...,

Aku Sadari Hatimu
Tak Akan Dan Tak Mungkin
Untuk Aku Miliki
Selamanya.....,

Tapi Aku Berharap
Cinta Ini Tak Akan Mati
Untuk Dirimu
Meski Tak Mungkin Untuk Dirimu
Aku Miliki....,







Tapi Tidak Hatiku



Kuterima Keputusanmu
Untuk Memilih Jalan Ini...,
Yang Kau Pikir
Ini Jalan Yang Terbaik

Engkau Telah Meninggalkan Aku
Tuk Lupakan Cinta Ini
Dan Kau Pergi...,
Kini Aku Yang Terluka

Kusesalkan Keinginanku
Untuk Memiliki Hatimu
Yang Slama Ini Aku Pikir Hanya Engkau Yang Terindah

Mungkin Jiwa Ini
Mau Menerima ...Kepergianmu..,
Tapi Tidak Hatiku
Yang Tak Ingin Kau Pergi
Tinggalkan Aku
Lupakan Aku..,
Karena Kupikir
Engkaulah Cinta Sejatiku...,






Sirna
Berharap Aku Terus Berharap
Namun Apa Yang Aku Harapkan
Tak Pernah Aku Dapatkan
Selalu...,


Menunggu Aku Dikesunyian Malam
Berharap Kau Mau Kembali
Untuk Cintai Aku Kembali
Untuk Selamanya...,


Cukuplah Sudah Semua Cinta Yang Kurasa
Perih...,Perih Mengiris Hati...,
Sirna Semua Cinta Yang Telah Tercipta
Indah...,Indah Untuk Selamanya..,
Namun Semua Indah Hanya Ada Dalam Mimpi....,









Tanda Cintaku


Cinta Kini Kurasa
Sungguh Begitu Indah
Untuk Aku Lukiskan
Inikah Cinta...,? Inikah Cinta....,?


Kini Ku Bertanya-Tanya
Adala Rasa Dalam Dada
Ada Jua Rindu Terpendam
Merasuk Kalbu Dan Kurasa Terbang
Tandakan Cintaku...,
Hanyutkan Angan
Dalam Hari-Hariku
Terjebak Dalam
Ruang Cintamu...,


Resah Kini KU Merasa
Sungguh Begitu Berat
Untuk Ku Jalani
Inikah Cinta....,? Inikah Cinta....,?







Gundahku....





Duduk Aku Kini Dengan Gundahku...
Seakan Jiwa Ini Tenang
Aku Coba Redam Semua...
Meski Sulit Kurasa...



Gundah Terus Merajah Keseluruhku...
Pelan Namun Pasti..
Merambat Dengan Penatku..
Slalu dan Selalu.......







Kini,,,,,.


Kini....
Aku Tergoyahkan Lara
Berucap Pun Aku Tak Mampu...
Apalagi Aku Harus Menjerit..
Pita Suaraku Hancur Terendap Mimpi...


Namun Kini...
Aku Coba Ungkap Apa Yang Mau Aku Kata...
Walau Dengan Rangkaian Kata-kata...
Yang Mungkin Tak Bermakna Bagimu..!









Untuk Dia .!




Biarlah Cinta Menggodaku...
Mungkin Itu Anugerah Tuhan....
Namun Aku Tetap Tak Peduli.!
Karena Itu Bukan Cinta Nyata Untukku...!


Walau Dia Terus Dan Terus Merayuku.....
Dengan Penuh Harapan.....
Tapi Tetap Tak Goyahkan Yakinku..!!!
Karena Cinta Ini Hanya Satu...
Untuk Dia...
Dan Tetap Untuknya..!!!





Biarlah...



Bila Harus Memilih...
Aku Pilih Tetap Sendiri.....
Jika Aku Tidak Dengan Dia..!!
Biarlah Aku Arungi Alur Ini...
Dengan Kekosongan Dan Kehampaan...
Berjalan Walau Tanpa Arah Tujuan..
Melangkah Dengan Hati Yang Hampa....!
Itu Lebih Baik...
Daripada Aku Harus Berjalan Dengan Kepalsuan...!

KECIL

Tak pernah Luput.. dan Tak Pernah Jatuh... Walau Nanti Pasti Luka... Tak pernah sedih...
dan Tak Mau Menangis...
walau Luka Mengiris...
dan ku kata Apa Yg Maw Ku Katakan..
dan Lakukan Apa Yg Mau Ku Lakukan...
diatas kesedihan Hatiku..

HAMPAKU

Ketimpangan Ini Kian Menjadi . . .

Lapang Ini Terlalu Sulit

Berasa Namun Hampa

Apalagi Kini . . . .


Tangguhkan Lara Pun Tak Sempat

Bisikan - bisikan Itu Menggodaku. .

Perlahan Terus Mendekat

Lalu Aku Diam . . . .


Detakan Dalam Jantung Ini

Seolah Alirkan Air mata

Terus Mengalir Hingga Kenadiku

Dan Seterusnya Begitu. . . .

PICTURE OF CHIKONK

Bapenk peduli bumi

BAPENK PEDULI GLOBAL WARMING
Ketika menuliskan Global warming ‘ngga bisa’ dicegah ! tentunya banyak yang heran dan menganggap aku ngga konsen dengan lingkungan. Sebenernya bukan itu maksud saya menuliskan mengapa Global Warwing takbisa dicergah. Yang lebih penting perlu diketahui adalah bahwa yang diperlukan adalah bagaimana persiapan dan kesiapan kita “menyambut” kedatangan perubahan iklim. Persiapan “menyambut” ini lebih penting dari mencoba mencegahnya.

Nah kali ini Pak Awang H Satyana kawan dari BPMIGAS berdiskusi tentang bagaimana Global Warming ini telah menjadi sebuah “perdebatan” seru antara yang mempercayai disebabkan oleh ulah manusia dan mereka yang percaya GW hanyalah proses alami. KEdua kubu tentunya saling “melempar” hasil penemuannya.

Kata Pak Awang akhir tahun lalu, telah mendiskusikan soal penyebab pemanasan global saat ini (current global warming) apakah disebabkan alam (natural) atau manusia (man-made). Pak Awang selanjutnya menceritakan baru saja selesai membaca buku Al Gore (2006) : An Inconvenient Truth : the Planetary Emergency of Global Warming and What We Can Do about It - Rodale, New York. Ini buku yang sangat bagus, ilmiah, sederhana dalam penjelasan, santun dalam mengelola perbedaan pendapat, dan mudah dipahami. Di dalamnya banyak sekali foto2 spektakular dan info grafis yang baik sekali. Tentu Gore punya akses luas selama delapan tahun (1992-2000) sebagai wakil presiden AS ke lembaga-lembaga ilmiah di Amerika dalam mengumpulkan data yang ditampilkan dalam buku setebal 327 halaman ini. Buku ini sekaligus juga menjadi semacam otobiografi Al Gore karena Gore menganalogikan kepeduliannya kepada lingkungan sebagaimana kepeduliannya kepada keluarganya.

Buku ini merupakan the 1st New York Times Bestseller. Buku ini juga merupakan pendamping (companion) film DVD berjudul sama yang diapresiasi dengan the Academy Award untuk the best documentary feature. Usaha pembelaan linkungan Al Gore selama ini pun diganjar dengan Hadiah Nobel untuk perdamaian.

Al Gore sangat memahami perbedaan pendapat soal penyebab gobal warming. Di bawah kepemimpinan George Bush-Dick Chenney semua yang diprakarsai soal lingkungan selama masa Clinton-Gore benar2 dibalikkan. Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa Clinton-Gore berpendapat bahwa global warming adalah masalah serius akibat manusia, sementara Bush-Chenney memandang remeh global warming dan bukan karena manusia. Di dalam buku ini, diakomodasi perbedaan2 pendapat itu, ditampilkan fakta2nya, dengan pembahasan yang menurut saya : santun.

sunspot.gifSecara mudah perubahan iklim di bumi dapat dipikirkan adanya tiga penyebab, masing-masing berpikiran berdasarkan atas proses-proses yang terjadi bersamaan (korelasional) yaitu antara lain :

* Akibat ulah manusia
* Akibat perubahan sistem dari dalam bumi sendiri
* Perubahan dari luar (astronomical) , misalnya perubahan sun-spot seperti disebelah kanan ini.

Pak Awang kali ini tak akan mengulas buku Al Gore terbaru itu, tetapi ingin “membenturkannya” dengan buku terbaru dari Sorokhtin et al. (2007) : Global Warming and Global Cooling : Evolution of Climate on Earth - Elsevier Amsterdam, yang ulasannya ditulis oleh Lee Gerhard di AAPG Bulletin edisi Desember 2007. Sorokhtin dkk menulis buku ini dengan prinsip “starting from first principles when examining a controversial topic is always a good approach“. Mereka mengakomodasi prinsip ini dengan ekstrim. Mereka memulai dengan teori komprehensif asal fisik dan atmosfer Bumi berdasarkan prinsip2 fisika dan geokimia. Mereka mengkuantifikasi proses2 ini dan memunculkan teori adiabatik evolusi Bumi. Perubahan iklim skala besar didekati oleh teori adiabatik evolusi atmosfer dan iklim, sementara perubahan skala kecilnya dikontrol oleh gerakan benua, daur Milankovitch, dan produk sinar Matahari.
Adiabatic Process

Sorokhtin dan kawan-kawannya menolak hipotesis bahwa global warming akibat manusia (anthropogenic). Menurut mereka, berdasarkan teori adiabatik ini, emisi gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya yang luar biasa besarnya pun tak akan mengubah temperatur atmosfer global. Mereka juga menolak teori gas rumah kaca sebagai penyebab perubahan iklim. Menurut perhitungan berdasarkan teori adiabatik, mereka menyimpulkan bahwa di dalam waktu 600 juta tahun, kandungan oksigen di dalam atmosfer akan menyebabkan temperatur global meningkat menjadi 80 C, sehingga Bumi tak akan layak dihuni seperti sekarang.

:( “Teori termodinamika tentang adiabatis udah lupa je pakdhe “

adiabatik.jpgTeori adiabatic ini mengacu pada teori termodinamika pada siklus kimiawi dari bumi itu sendiri. Rumitnya kandungan-kandungan gas didalam bumi sendirilah yang membuat perubahan siklus-siklus yang tidak sederhana. Proses adiabatis (no 3 dalam gambar disebelah ini) dahulu dipelajari ketiaka berbicara soal perubahan temperatur dan volume. Dalam proses adiabatik ini tidak ada kalor yang masuk maupun keluar, jadi teorinya bukan karena adnya penambahan kalor dari matahari seperti dalam gambar diatas. Proses adiabatis ini mestinya dipelajari sewaktu belajar teori thermodinamika kan ?

Sorokhtin dkk (2007) telah menantang teori gas rumah kaca sebagai penyebab perubahan iklim sebab menurut mereka teori ini masih belum cukup menjelaskan perubahan itu karena itu mereka menampilkan teori alternatif berupa teori adiabatik yang didasarkan kepada sistem dinamika Bumi.

Manakah yang benar antara Gore (2006) dan Sorokhtin et al. (2007) ? Kita bisa mengumpulkan informasi dan menganalisisnya sendiri serta menentukan pendapat pribadi. Pak Awang juga mengutipkan dua miskonsepsi dari Gore (2006) dari 10 miskonsepsi tentang global warming.

Misconception 1 “Scientists disagree about whether humans are causing the earth’s climate to change.” (hal. 308).
Komentar Al Gore : “In fact, there is strong scientific consensus that human activities are changing the Earth’s climate. Scientists overwhelmingly agree that the earth is getting warmer, that this trend is caused by people, and that if we continue to pump greenhouse gases into the atmosphere, the warming will be increasingly harmful.”

Misconception 3 “Climate naturally varies over time, so any change we’re seeing now is just part of a natural cycle.” (hal. 312).
Komentar Al Gore : “Climate does not naturally (extremely) change. By studying tree rings, lake sediments, ice cores, and other natural features that provide a record of past climates, scientists know that changes in climate, including abrupt changes, have occurred throughout history. But these changes all took place with natural variations in carbon dioxide levels that were smaller than the ones we are now causing. Cores taken from deep in the ice of Antarctica show that carbon dioxide levels are higher now than they have been at any time in the last 650,000 years, which means we are outside the realm of natural climate variation. More CO2 in the atmosphere means warming temperatures.

Di luar perdebatan itu, yang terbaik yang kita lakukan adalah mendukung dan melaksanakan secara pribadi dan keluarga usaha2 untuk menghemat energi. Sekecil apapun usaha ke arah itu akan tetap lebih baik dibandingkan ketidakpedulian. Hal2 kecil berikut adalah contoh usaha2 yang bisa kita lakukan : jangan boros menggunakan listrik di rumah, jangan boros menggunakan BBM, jangan boros menggunakan kertas. Usaha kecil yang akan berarti besar bila dilakukan konsisten dan masal.

:( “Looh kok cuman diperdebatkan terus begini to Pakdhe, sakjane jadi enggak sih pemanasan global ini ?”
:D “Hust ! … emangnya pertunjukan !”

Bacaan terkait :

*
Inconvenient Truth - Aku berbeda reaksi dengan Al Gore
*
Selamat datang di tahun-tahun waspada !
*
Global warming ‘ngga bisa’ dicegah !
*
Rakyat Indonesia bukan penyumbang emisi karbon terbesar
*
“Impact from the Deep” : Pandangan Baru Kepunahan Massal dalam Sejarah Bumi

nge jam with salasa band

SALASA IN STUDIO


KITA VS MEREKA (SUPERMAN IS DEAD)

BUKAN PAHLAWAN (SUPERMAN IS DEAD)

VIDEO DIATAS MUNGKIN ADALAH SEBUAH CAHAYA YG MENYERUPAI PLANET MARS

GAB
VIDEO INI ADALAH GAMBAR-GAMBAR YG TELAH DIBUAT OLEH BAPENK...
DISANA ADA GAMBAR ;
1.SUPER BAPENK adalah gambar yg menceritakan tentang seorang super hero yang membawakan setangkai mawar merah yg bercahaya dan akan diberikan kepada cinta nya...
2.tulisan kritik sosial ; yang muda mabok..! yang tua korup..!! yang kecil...??????
sebuah tanda tanya besar tatanan masyarakat kita nanti.
3.Bidadari yg sedang memeluk sebentuk hati...

bapenk gitu loch!!!!

videos


Sebuah terobosan begitu besar Bapenk membuat Video klip meski lagu yang ada bukan lagu nya sendiri (superman is dead) namun sebuah.. anugrah!!!!!

Keep away in this way Guys!!!!!!!!!!
JUST PUNK ROCK !!!!

best friends





Banyaknya Cerita yang telah ditorehkan oleh And,These Gank (Bapenk's GANK red)
dalam foto-foto berikut ini terdapat
AND"these GANK...
Adalah :
* Andy Bapenk (Handiansyah)
* Fery Batax (Feri Ferdiansyah)
* Arief Barman (Arief Anugrah Raharjo)
* Johan Tiwul (Johan Purnomo)
* Peyot (Nurohim)
* Ayak Boss Komux (Mohammad Ayak Soleh)

BAPENK's Video


Video diatas adalah video klip cerita semalam dari Ab salasa,lagu ini di ciptakan oleh SUPERMAN IS DEAD

SAHABAT BAPENK



Ini adalah sahabat2 baik bapenk yg slalu mendukung bapenk...

PERANG GLOBAL

Bab III : MENGHADAPI PERANG GLOBAL
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknyaagar kamu beruntung." (al-Anfal:45)..
A. Persatuan Umat (Ittihadul-Ummah)Entah, bahasa apa yang dapat membekas di hati kita agar memahami makna dan pentingya persatuan umat (ittihadul-ummah). Kepedihan sejarah yang mendera umat Islam selama ini dikarenakan hilangnya harga diri (muru'ah) terhadap persatuan. Dan kalau ada, keinginan tersebut seringkali hanyalah sekedar pemanis pidato dan retorika. Nurani terasa bergetar setiap mendengarkan gelora para mubaligh cerdik yang "menggelitik" agar kita mau melepaskan segala kebanggaan terhadap suatu golongan ('ashabiyah) dan menggantinya dengan "jubah" jamaah: satu komando (imamah), satu jamaah, satu harakah. Sesekali iman terasa segar karena mendengarkan firman Allah:
"Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksa yang berat." (Ali Imran: 105)
Akan tetapi, alangkah sedihnya nasib persatuan umat. Alangkah berdukanya pelita persaudaraan. Seruan dan untaian ayat tersebut bagai­kan angin lalu. Sesaat angin berhembus penuh harapan, lalu diam. Mereka pun kembali asyik dengan dirinya sendiri, golongan, dan mazhab­nya masing-masing. Seakan-akan, mata hati dan pendengarannya telah buta dan tuli untuk melihat dan mendengarkan jeritan umat yang tercabik oleh angkara zionis Yahudi dan kaum kafir yang "melahap" hampir seluruh pori-pori tubuh umat yang mengaku beragama Islam. Lantas, bahasa seperti apakah yang paling memukau dan menggerakkan jiwa untuk membuat kita mengerti. Padahal, betapa di luar tempat ibadah masih terlalu banyak persoalan umat. Betapa di lapangan kehidupan nyata, jiwa umat tercabik dan terkoyak serta kehilangan arah dan panduan. Bagaikan tidak mengenal kata "kapok", para pemimpin umat tidak pernah ingin "meleburkan" dirinya dalam satu barisan dan bangunan yang kokoh, yaitu jamaah.
Kalau saja kita mau merenung dengan hati seorang yang tulus dan ikhlas secara mendalam. Apalah artinya partai, golongan, dan organisasi, kalau semua itu hanya dijadikan sekadar alat dan bukanlah tujuan. Kalau saja kita memang bergemuruh ingin menjayakan Islam dan umatnya, lantas beban apakah yang paling berat untuk melepaskan atribut, ketua, pemimpin, atau apa pun jabatan organisasi demi persatuan umat. Kiranya, kita masih membutuhkan lebih banyak negarawan yang berpihak kepada umat keseluruhan dan tidak cukup sekadar menapakkan wajah politisi yang hanya mempunyai ambisi memenangkan partai atau golongannya.
Sindiran Rasulullah SAW yang mengatakan umat Islam yang banyak tetapi bagaikan buih yang tidak lagi menggugah jiwa. Kebanggaan ke­lompok dan sikap egois telah membuat kita terpecah bagaikan makanan yang terhidang nikmat untuk diperebutkan orang-orang lapar. Memang kelihatannya kita sama-sama bekerja, padahal tidak pernah mau bekerja sama. Kalau ada, itu pun hanya sekadar simbol. Tidak pernah sampai pada tujuannya yang paling substansial. Umat merintih pedih karena kita tidak lagi mempunyai khilafah. Wajah umat mengharu-biru karena tidak ada lagi arah dan tempat mengadu. Ketika sepatu laars tentara zionis menapakkan kakinya di hamparan kehidupan, mengepulkan asap, dan debu-debu kemenangan, juga merampas dan memburu diri kita yang terpenjara dalam "strategi 9F":
Finance/fund (keuangan), Food (makanan),Film (film),Fashion (busana),Fun (kesenangan),Fiction (khayalan), Faith (kepercayaan), Friction (perpecahan), dan Fitnah.
Kita semua bagaikan terkena hipnotis, tidak berdaya, bahkan tanpa perasaan berdosa sedikit pun, berpura pura menyambutnya dengan penuh antusias. Dari hari ke hari, perangkap itu semakin mengikat, membelenggu cara berpikir, bahkan cara berbudaya yang menyebabkan kita lupa dengan firman Nya:"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembali­kan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (Ali Imran: 100)
Peringatan Allah tidak lagi menggetarkan nurani kita, tidak juga jiwa para pemimpin umat yang seharusnya dengan gigih tidak mengenal lelah memperjuangkan cita-cita luhur memenuhi seruan Ilahi yang dengan sangat jelas menyerukan kepada terwujudnya persatuan umat (ittihadul ummah).
Rasulullah SAW bersabda, "Aku wasiatkan kepada kalian (agar mengikuti) para sahabat kepada generasi berikutnya, kemudian kepada generasi berikutnya. Kalian harus berjamaah. Waspadalah terhadap perpecahan, karena sesungguhnya setan bersama orang yang sendirian. Dia akan lebih jauh dari dua orang. Barangsiapa menginginkan bau wangi surga maka hendaklah tetap teguh dengan jamaah." (HR at-Tirmidzi).
Dalam hal ini, jelaslah bahwa wasiat Rasulullah saw telah diabaikan dan diganti oleh sebagian umat dengan mengangkat benderanya masing masing dengan penuh kebanggaan. Sungguh mustahil apabila ada anggota partai atau golongan yang tidak mempunyai kebanggaan ter­hadap partai atau golongannya. Sebab apabila tidak, berarti mereka termasuk seorang anggota yang tidak memiliki loyalitas, menurut rekan-rekan separtai atau segolongannya walaupun sering kita mendengar berbagai alasan rasional dari para anggotanya, bahwa partai dan golongan hanyalah sekadar alat dan siasat. Untuk itu, ada baiknya sesekali kita merenungkan ayat dan hadits tentang jamaah dan persatuan umat Setelah melakukan perenungan tersebut, kini saatnya untuk melihat dengan mata hati kita yang paling tajam. Tangkaplah deru perjuangan dengan akal kita yang paling cemerlang; tidakkah pada hakikatnya kita telah terperangkap dalam jebakan zionis Yahudi yang berseru lantang:
"Lumpuhkan umat Islam, penjarakan mereka dengan kebanggaan partai dan kelompoknya masing masing, karena hanya dengan cara itu kita (para pengikut kaum zionis) mampu menguasai mereka."
Padahal, kalau saja bisikan nurani didengar dengan jujur, pahamlah kita bahwa salah satu yang termasuk golongan musyrik itu, antara lain adalah mereka yang bangga dan fanatik dengan partai atau golongannya. Hal itu sebagaimana firman-Nya:".. janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan; tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (ar-Rum: 31-32).
"Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-­masing).'' (al-Mu'minun: 53).
Ayat tersebut seakan-akan mempertegas dan sekaligus menjadi garis pemisah (furqan) antara masyarakat muslim dan musyrikin. Sebuah batas kesadaran yang hanya dapat dipahami melalui perenungan serta kerendahan hati yang penuh rasa takut. Tentu saja, segudang argumentasi dapat disusun dengan rapi dan jenius untuk menyatakan bahwa perbedaan tersebut tidaklah menunjukkan perpecahan. Jelaslah bahwa dalih tersebut benar-benar hanya siasat dan bukan tujuan, me­lainkan alat. Untuk kesekian kalinya kita harus pahami bahwa apa pun bentuk siasat, takkik, metode, atau wasilah akhirnya berpulang kepada hati nurani kita masing-masing. Benarkah demikian? Benarkah ketika kita berargumentasi bahwa partai dan golongan itu hanya sekadar siasat dan tidak dipengaruhi unsur hawa nafsu fanatisme golongan atau 'ashabiyah?
Bagaimana mungkin kekuatan yang besar itu tidak berdaya berhadapan dengan musuh-musuh yang dengan sangat jelas ingin meng­hancurkan eksistensi sistem Islam. Bukankah Umar bin Khaththab r.a. telah mengatakan kalimat "bersayap" tentang persyaratan tegaknya Islam melalui: imamah, jama'ah, tha'ah, bai'at, sudah sangat jelas diuraikan. Setiap gerakan kehidupan tidak dapat terlepas dari sistem jamaah. Hidup dan berpartai sekalipun seharusnya bertumpu pada sistem jamaah (al hayatu wal-hizb huwal jama'ah). Tanpa berjamaah niscaya kita akan teperosok dalam sikap egois, individualistis, dan mengulangi pahitnya sejarah kekalahan Islam yang terusir dari Andalusia. Tragedi sejarah tanah Karbala yang memilukan, kecemerlangan Cordova dan Universitas Castilia di Andalusia telah sirna. Nurani yang tercabik hanya bisa bermadah sembilu, seperti bait berikut:
Karbala oh KarbalaJantung nubuwah memerah darah Hawa amarah mencabik ukhuwah Jeritan pewaris cintaMengiringi umat semakin resahCordova oh Cordova Sepenggal cahaya telah sirna Mutiara berbinar dari Andalusia Bangkit sejenak kemudian diam Cordova- al-Hambra Castilia dan GranadaHanya tinggal namaTahukah Tuan, mengapa demikian? Karena umat berkelompok-kelompok Lupa hikmah dan petuahTiada tegak Islam kecuali berjamaah Tiada jamaah kecuali imamahTiada imamah kecuali tha'ahJangan lukai jiwa bagaikan tragedi Karbala Atau kekalahan Cordovahanya ada satu kata, jamaah! Hanya satu jiwa la ilaha illallah
Tatanan khilafah telah runtuh dan diubah dengan sistem dinasti atau sistem yang sungguh jauh dari Al-Qur'an, walaupun lambat, tetapi pasti. Seluruh sistem yang tidak bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasul dapat menyebabkan hilangnya jamaah. Seharusnya, para mubalig dan para pemimpin Islam tidak mengenal henti untuk memperkokoh barisan dan mempersatukan hati (ta'liful-quluub) untuk menuju satu sistem yang utuh, total, dan mencakup segala segi yang holistis (bersifat keseluruhan, ed.) agar terhindar dan tidak terkontaminasi oleh gaya pemikiran kaum kafir yang bersifat hedonistik, individualistis, dan sekuler. Nilai-nilai agama mereka buang di kotak sampah. Jiwa amarah membungkus para abdi nafsu dengan penuh ambisius, seraya mencatut nama rakyat. Mereka pun menohok harga diri orang beragama. Moral, etika, dan sopan santun hanya sebuah kata yang semakin samar-samar, apalagi cinta dan akhlak karimah.
Prinsip jamaah yang berdiri di atas tiang saling memahami (tafahum), saling bertanggung jawab (takaful), saling menolong serta saling membela (ta'awun), dan adil berkesimbangan (tawazun), kini hanya tinggal kenangan. Puing-puing yang sulit untuk dikumpulkan kembali, karena jiwa telah dinista oleh gaya berfikir yang jauh dari prinsip Islami. Padahal, dengan sangat jelas dan tandas, Allah telah menyerukan mereka dengan firman-Nya:"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (al-­Baqarah: 208).
Totalitas gerakan tersebut tidak lain dalam satu ritme organisasi yang berada dalam sistem jamaah. Inilah kunci kemenangan umat Islam. Tidak pernah ada satu aksioma yang bisa memenangkan perjuangan umat Islam kecuali dalam sebuah tatanan jamaah.
Lantas iman yang seperti apa lagi yang akan menafikan seruan Allah dengan firman-Nya, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan­-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (ash-Shaff: 4).
Bagaimana mungkin bangunan menjadi kuat apabila tumpukan batanya berserakan? Bagaimana mungkin pula memenangkan peperangan apabila seluruh kekuatan tidak disatu-padukan dalam satu langkah, satu komando menuju kemenangan. Ayat tersebut merupakan aksioma Ilahiyah yang tidak bisa digugat.
Selama umat Islam terkotak-kotak dan terpelanting dalam kolam-­kolam yang kecil, maka ia tidak akan diperhitungkan, bahkan tidak akan dilihat dengan sebelah mata oleh musuh-musuhnya. Bagaikan buih. Keberadaan dan ketiadaannya sama saja. Batu bata betapapun mahal kualitasnya, tetaplah hanya sebuah batu bata. Akan tetapi, apabila mereka ditumpuk dan dikelola di bawah tangan seorang yang piawai, maka jadilah dinding bangunan yang kokoh.
Mungkin, inilah keprihatinan yang teramat mendalam dari ucapan terakhir Rasulullah saw menjelang wafatnya beliau, "Umatku, umatku, umatku.". Adakah beliau gundah melihat umatnya kelak yang terpecah-­pecah? Adakah beliau berwasiat kepada kita semua agar mewujudkan cita-citanya untuk menjadi umat yang berjamaah? Kalau saja dugaan kita benar, betapa beliau merintihkan harapannya kepada kita. Dengan kata lain, apabila kita tetap tidak peduli dengan seruan persatuan umat, masih pantaskah kita berdiri dan mengaku pengikutnya? Sedangkan wasiat beliau agar tidak berkelompok (berfirqah), namun tidak sedikit pun yang mau memperjuangkannya? .
Maka tidak ada kata yang paling mendesak untuk dilaksanakan, kecuali persatuan umat (ittihadul-ummah). Kalau saja dimungkinkan, seharus­nya ada semacam reformasi pemikiran untuk menjadikan persatuan umat bagian dari rukun perjuangan umat Islam. Kalau saja diupayakan dengan penuh kesungguhan, kiranya persatuan umat dapat menjadi "pelajaran wajib", khususnya bagi putra-putri kita yang memasuki bangku
sekolah. Sayang, seruan ini hanya dianggap sebagai angin lalu. Persyaratan utama yang menyebabkan tidak datangnya pertolongan Allah, karena kita menganggap persatuan umat atau berjamaah hanya sebagai retorika belaka. Padahal, seruan ini bersumber pula dari wasiat suci baginda Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda:
"Umat Muhammad saw akan berada dalam kesesatan (selama tidak berjamaah), karena tangan Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyempal maka dia menyempal ke neraka." (HR at-Tirmidzi).
Oleh karena pentingnya hakikat berjamaah maka Rasulullah saw kembali menyerukan kita sebagaimana sabdanya, "Barangsiapa memisahkan diri dari jamaah, sejengkal kemudian dia mati maka matinya adalah mati jahiliah." (Muttafaq'alaih dari Ibnu Abbas).
Tidakkah kita merasa takut kepada Allah apabila seruan Rasulullah saw serta ayat-ayat muhkamat Nya --ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya-- kita abaikan? Ataukah jiwa kita telah dicuci oleh kenikmatan dunia, harta; dan ambisi kekuasaan, sehingga dada kita kosong dari kesadaran (zikir) akan pentingnya partai Allah; yang berorientasikan pada satu pimpinan; satu gerakan satu kekuatan, Islam bersatu?
Air mata mengalir dari jiwa yang merintih karena diantara kita sudah kehilangan kesadaran perjuangan untuk meneruskan warisan suci ini.
Padahal Allah berfirman, "Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa meng­ingat Allah, mereka itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa se­sungguhnya golongan setan itu golongan yang merugi." (al-Mujadilah: 19).
Kita sangat mafhum bahwa ajaran setan dapat berwujud dalam bentuk apa pun juga. Dia menyelusup dalam otak manusia. Dari produksi hasil pemikiran yang telah diselusupi setan itu adalah penolakan ter­hadap gairah Islamiyah untuk mempersatukan umat: Dengan gaya retorika dan logika palsunya, mereka berdendang, "Ini semua siasat bung! Kami tidak berpecah, kami tetap bersumberkan Al-Qur'an dan hadits."
Alangkah naifnya cara berpikir seperti itu yang tercabut dari akarnya. Umat Islam bagaikan terlena dalam gemuruh ornamen dan hiasan duniawi yang "diimpor" dari pusat-pusat pergerakan zionis. Seperti ungkapan ini, "Siang hari kamu lupa bekerja dan lalai, wahai orang yang tertipu. Dan malam hari kamu lelap tertidur, sungguh celaka tidak terelakkan!"
Kalau saja umat Islam terjaga dari tidurnya niscaya mereka me­mahami makna akidah sebagai keberpihakan penuh (kaffah). Mulai dari niat, alat, dan siasat haruslah berpihak pada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya:"Dan barangsiapa mengambil Allah; Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. " (al-Maa'idah: 56)
B. Perang GlobalAllah SWT berfirman, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak senang kepadamu sehingga kamu mengikuti agama mereka...." (al-Baqarah: 120).
Pihak zionis telah "memproklamasikan" perang global. Prajuritnya bukan dalam bentuk tentara berseragam dengan senjata konvensional, melainkan tentara dalam bentuk pemanfaatan dan pengembangan tekno­logi, seperti media massa, khususnya media elektronik/televisi. Musuh-­musuh Islam sangat sadar bahwa umat Islam tidak bisa ditundukkan dengan senjata konvensional, betapapun berteknologi tinggi. Contohnya saja Negara Teluk yang diembargo oleh para zionis, bahkan diserang dengan kekuatan terpadu yang memakai sandi the blue star, tapi pada akhirnya dapat mengandaskan ambisi "Yahudi besar'' Amerika (sedang­kan Yahudi kecilnya adalah Israel) Begitu pula dengan Uni Soviet dan Rusia "terkapar" tidak mampu menghancurkan semangat jihad kaum Mujahidin Afghanistan. Tentara Amerika pilihan tidak pula mampu meng­hantam negara Sudan maupun Libya. Mereka harus mengganti taktik, yaitu menghancurkan umat Islam dengan serangan budaya, ekonomi, sosial, dan politik. Mulailah dengan memecah-belah diantara mereka dan membiarkan kita memetik buah dari konffik internal umat Islam sendiri.
Alvin Toffler dalam bukunya Powershift (Pergeseran Kekuasaan) ketika membahas bab "Gladiator Global" menguraikan dengan sangat terperinci tentang kekuatan global gereja Katolik. Mereka mengirimkan para diplomatnya yang sangat terlatih untuk memberikan pengaruh di daerah mereka bertugas. Mereka harus menunjukkan aktivitasnya yang simpatik, melebur dalam denyut kehidupan sosio-politik dengan meng­hidupkan seluruh jaringan gereja. Jaringan ini bukanlah hanya sekadar rencana di atas meja, tetapi sebuah "panggilan suci". Kita dapati hasilriya mulai tampak nyata, mulai dari Filipina sampai Panama.
Gereja Polandia semakin menujukkan wibawanya sebagai "peme­rintah yang tenang" (the silent government) dan dikagumi karena ke­berhasilannya mempengaruhi kaum buruh solidarinos melawan rezim Komunis. Para diplomat Vatikan mengakui bahwa berbagai perubahan yang terjadi seluruh Eropa Timur sebagian besar dipicu oleh Paus Johanes Paulus II yang didasarkan kepada obsesinya untuk membangun "kerajaan Tuhan" di dunia. Kebijakan Paus merujuk pada dokumen yang beredar di berbagai ibu kota Eropa pada tahun 1918, isinya mendesak pembentukan negara-negara super Katolik yang terdiri atas: Bavaria, Hongaria, Austria, Kroasia, Bohemia, Slovakia, dan Polandia. Usulan Paus mengenai Eropa yang Kristen, dewasa ini, mencakup seluruh Eropa, mulai dari Atlantik sampai Pegunungan Ural dengan populasi 700 juta jiwa (A. Toffler, Powershifi: 1990).
Semangat kesaksian mereka sungguh sangat mengagumkan. Mereka ditunjang oleh kekuatan dan profesionalisme, mempunyai dana, organisasi, sumber daya manusia dengan semangat "keterpanggilan" yang luar biasa. Setiap hari kerja, peta dunia digelar di meja para pembantu Paus di Vatikan. Peta dunia dianalisis dan diberikan berbagai catatan kecil sebagai petunjuk penilaian pencapaian gerakan para "prajurit Tuhan". Dari meja kepausan di Vatikan disebarkanlah jutaan pesan-pesan ke pelosok bumi. Dari mulai keuskupan di ibu kota sampai hutan belukar di pedalaman Afrika dan Papua Nugini.
Jutaan buku di perpustakaan disunting dan dibuatkan kliping serta garis besarnya untuk melengkapi bahan para "prajurit tuhan" melaksana­kan kesaksian sucinya. Mereka membentuk ikatan para ahli, mulai dari sejarawan, antropolog, dokter, pekerja sosial yang menguasai berbagai bahasa, kebiasaan, budaya, sosial-ekonomi, bahkan kecenderungan politiknya. Mereka mendirikan berbagai pendekatan kemanusiaan yang
berkualitas, mulai dari panti asuhan, rumah sakit, lembaga pendidikan sampai pada penampungan rumah jompo. Kaum zionis bersatu padu untuk menghantam dan menenggelamkan gerakan dan gairah dakwah Islamiyah. Itulah sebabnya, dalam perang global yang tidak "berbau" mesiu, tetapi "beraromakan" dunia materi hedonistik, mereka selundup­kan ke pelosok negeri, umat Islam diingatkan Allah sebagaimana firman­-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-­orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), se­bagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Dan barang­siapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (al-­Maa'idah: 51).
Memang, kita tidak memilih "orang" dari kaum kafir untuk menjadi pemimpin. Akan tetapi sungguh sayang--disadari atau tidak--dengan penuh suka cita, kita menari dan mereguk seluruh umpan yang mereka taburkan dari pusat-pusat pengendalian mereka. Kita merasa menang dan bersorak, dengan penuh kebahagiaan yang meluap. Padahal di belahan bumi Barat, kaum zionis "mengangkat gelas" kemenangan menyaksikan umat yang telah kehilangan kepribadian (muru'ah) dan terpecah dalam kelompoknya (firqah)
C. Kerajaan Tuhan (The Kingdom of God)Gerakan pengkafiran yang memikat dan ditunjang oleh sumber daya manusia, dana, serta teknologi menyebabkan usaha untuk meng­kafirkan umat Islam, secara perlahan tapi pasti berhasil dalam waktu yang relatif singkat. Pembagian "kue" (wilayah) yang diawali semangat conquistador antara Spanyol dan Portugis, kini menjadi kenyataan. Mulai dari Papua Nugini, Timor Timur, Filipina, Hongkong, Makao, sampai pantai-pantai dan pelosok Afrika Selatan dan Pantai Gading. Akan tetapi, mereka menghadapi kepedihan yang memalukan di Indonesia.
Belanda --mayoritas Protestan-- yang menjajah dan memeras habis-­habisan sumber daya alam dan penduduk pribumi selama 350 tahun, tidak mampu menjadikan Kristen sebagai agama mayoritas di Indonesia. Berbeda dengan Filipina, mereka berhasil menjadikan Katolik mayoritas di sana. Kegagalan ini menjadi luka yang menganga dan membangkitkan perhatian serta ambisi Vatikan untuk memprioritaskan Indonesia sebagai salah satu bentuk sukses misinya di masa depan.
Maka, mereka pun "melirik" dengan sangat tajam kepada masalah Timor Timur. Sebuah tempat strategis yang baru saja ditinggalkan Portugis untuk dimasukkan dalam peta kesaksian "prajurit Tuhan". Masalah Timtim secara terus-­menerus dijadikan isu politik internasional yang benar-benar memojokkan Indonesia di mata dunia. Bukan tidak mungkin Timtim yang di­perjuangkan dengan darah dan dana harus segera merdeka lepas dari Indonesia, akan mengundang "Yahudi besar" (pemerintah Amerika) membangun pangkalan militernya untuk menjadi "penyengat" stabilitas dari gangguan "raksasa" Cina, sekaligus melindungi kepentingan Amerika sebagai polisi internasional, atau mungkin bentuk imperialisme gaya baru? Atau Timor Timur sebagai pengganti pangkalan militer di Subic Filipina. Dan kalaupun Timtim merdeka, pihak zionis tentunya akan melepaskan peluangnya untuk membangun habis-habisan Timtim, sekaligus mempermalukan Indonesia dan mengusik kecemburuan pulau lainnya. Para prajurit ABRI yang gugur atau cacat karena peng­abdiannya kepada negara (pada Operasi Seroja) harus sia-sia belaka. Bagaikan veteran Amerika yang pulang dari Vietnam bukan untuk mendapatkan pujian, tetapi cemooh belaka yang mereka terima.
Bagaikan mengulang nostalgia lama, ketika Cornelis de Houtman menginjakkan kakinya di bumi Nusantara dan Jan Pieter Zoon Coon sukses memimpin VOC (Verenigde Oos Indische Compagnie) dan berhasil menguasai seluruh kota Jayakarta, yang kemudian digantinya dengan nama Batavia pada tanggal 30 Mei 1619 dan menjadikan kota Batavia sebagai "kerajaan kecil" (koningcrijk). Inilah awal pembagian "kue" ­wilayah yang akan dimisikan, Indonesia yang subur dan berlimpah dengan rempah-rempah tersebut.
Perseteruan Belanda (Protestan) dan Portugis (Katolik) diteruskan tidak di daratan Eropa saja, tetapi meluas hingga pembagian kekuasaan di Timur Jauh. Sejak semula, Belanda sangat membenci Portugis karena bersekutu dengan Spanyol. Sebagai pengikut Protestan, Belanda tidak senang melihat perluasan Katolik yang sedang dikembangkan Portugis di Maluku. Tujuan Belanda sudah sangat jelas, yaitu menggeser dominasi Portugis yang sekaligus menggeser Katolik diganti dengan Protestan (K.H. Ahmad Zuhril: 1980).
Kaum zionis ingin memanfaatkan segala sentimen yang ada di Indonesia. Warna budaya yang rukun harus digoncang. Kecemburuan sosial dan agama harus dipertentangkan secara diametral. Bila Katolik memperoleh Timor Timur, lantas daerah mana yang paling tepat untuk kedudukan Protestan?
Kita harus waspada, jangan sampai Indonesia dibagi dan dipecah menjadi negara-negara kecil agar mudah dilakukan pengawasan dan melakukan negoisasi kepentingannya. Keberhasilan mereka meruntuh­kan negara Beruang Merah, Uni Soviet dan Rusia, menjadi pemicu dan menambah keyakinan untuk membangun kembali menara Babil, Kerajaan Tuhan zionis yang mengangkangi seluruh dunia sebagai bukti semangat imperialisme, sekaligus balas dendam kepada seluruh bangsa yang menyebabkan dirinya mereka terdiaspora (tercerai-berai).
Hampir seluruh negara yang mayoritas penduduknya Islam telah mereka haru-birukan. Negara-negara yang mayoritas Islam penduduknya, mereka buat resah dan selalu saja ada pekerjaan rumah yang me­nyita perhatian lebih bagi negara tersebut, sehingga ia lupa untuk membangun ekonominya. Misalnya, Arab Saudi yang kaya dengan sumber daya alamnya, yaitu minyaknya. Semula Arab Saudi diharapkan dapat menjadi sumber dana bagi negara Islam lainnya, namun kini ia lumpuh tidak berdaya. Seluruh kekayaan minyaknya dieksplorasi dan dikuasai oleh perusahaan multinasional Amerika. Perang Teluk telah melumpuh­kan negara negara Timur Tengah. Irak yang masih bisa bertahan dengan embargo Amerika beberapa waktu yang lalu, hampir sulit mengembangkan dirinya dalam bayangan pengawasan konspirasi zionis yang sudah menguasai dunia. Sedangkan Libya, mereka biarkan sedemikian rupa sebagai sparing partner untuk menjadi konsumsi berita dunia.
Para zionis dengan "mata Lucifer nya" mengerlingkan arahnya ke negeri zamrud khatulistiwa, yaitu Indonesia. Indonesia mereka anggap mulai kurang ajar karena berani-beraninya melecehkan pemerintah Amerika dengan membatalkan pembelian pesawat jet tempur F-16 produksinya, lalu melirik dan membeli pesawat jet tempur Mirage buatan Eropa. Indonesia mereka anggap pula telah menantangnya dengan memasukkan Myanmar ke dalam tubuh ASEAN dan juga telah bertingkah dengan menyelenggarakan Asia Pacific Economic (APEC) dan menggelar pertemuan internasional, seperti Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan KTT non-Blok.
Untuk itu, mereka harus berlomba dengan keberhasilan ekonomi Indonesia agar pemerintah Indonesia tidak mampu membangun seluruh negerinya. Pembangunan ekonomi oleh pemerintah Republik Indonesia --­karena Indonesia mayoritas penduduknya Islam yang terbesar di dunia-- mereka anggap sebagai "duri" yang bertambah menghalangi gerakan Kristenisasi. Tingkat pertumbuhan ekonominya yang melesat harus dihambat, bahkan dihancurkan.
Catatan Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pen­duduk miskin Indonesia pada tahun 1976 adalah 54,4 juta atau 40 persen dari jumlah penduduk ternyata menurun dengan sangat drastis menjadi 25,9 juta atau 13,7 persen pada tahun 1993, sebuah angka yang me­nakjubkan. Pokoknya, dengan segala tekad --pemerintah pada waktu itu menyatakan perang dengan kemiskinan-- pemerintah sadar bahwa ke­miskinan hanya akan menyuburkan kembalinya paham komunis. Peme­rintah juga sadar bahwa inilah cara untuk menyelamatkan umat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
"Kefakiran itu mendekatkan seseorang kepada kekufuran."
Menurut laporan Bank Dunia (1990) pada tahun 1967, pendapatan per kapita (GNP) Indonesia hanya 50 dolar Amerika, yaitu separo pendapatan per kapita (GNP) India, Bangladesh, dan Nigeria. Akan tetapi, mulai tahun 1980 pendapatan per kapita Indonesia melesat hampir mencapai 500 dolar Amerika per kapita yang berarti 30 persen lebih tinggi daripada pendapatan per kapita (GNP) India Lalu, 49 persen lebih tinggi dari pendapatan per kapita (GNP) Nigeria, dan 150 persen lebih tinggi daripada pendapatan per kapita (GNP) Bangladesh.
Pemerintah relatif sukses dalam mewujudkan tujuan ganda men­capai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan memastikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang. GNP riel tumbuh sampai sekitar 6,5 persen per tahun selama tahun 1974-1978, dengan pertumbuhan pertanian sampai 4 persen per tahun. Konsumsi pribadi per kapitanya juga meningkat.1
Keberpihakan pemerintah yang membuka lebar kesempatan lebih luas kepada umat Islam, setelah dua puluh tahun hanya sebagai masyarakat marjinal yang tersisih (mustad'afin) dan tidak mempunyai akses, ternyata menambah cemburu dan marah kaum zionis. Keberhasilan ekonomi hanya akan memperkuat umat Islam di masa mendatang dan inilah yang membuat kaum zionis sangat tidak menyukainya. Keber­hasilan perekonomian Indonesia hanya akan menguntungkan umat Islam yang mayoritas di Indonesia. Pendapatan per kapita yang me­ningkat tajam, walaupun belum merata, telah memberikan harapan bagi kelompok menengah sehingga mereka mampu membiayai pendidikan lebih baik. Mahasiswa yang berlatar belakang Islam juga telah men­dapatkan bea siswa untuk sekolah ke luar negeri. Hal itulah yang dikhawatirkan oleh para zionis bahwa mahasiswa-mahasiswa tersebut nantinya akan menjadi "intelektual baru muslim" (the new intelectual moslem) yang akan memegang kendali pemerintahan Indonesia di masa mendatang. Kekhawatiran ini semakin beralasan ketika seluruh "saluran" dibuka aksesnya untuk menuju pengambilan keputusan sehingga mulai longgar pintu kekuatan ekonomi politik yang sebelumnya terkunci rapat, mulai dibuka. Bagaikan pertobatan besar maka dimulailah "pencerahan" dengan cara membuka akses bagi umat Islam yang selama ini menjadi mayoritas yang tertindas.
Kemudian berdirilah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Bank Muamalat, dan BPR Syari'ah mulai merebak di mana-mana --­sebagai landasan ekonomi Islam. Konferensi-konferensi internasionai pun digelar dan diselenggarakan oleh Indonesia, antara lain: KTT non ­Blok, OKI, dan OPEC. Bahkan, dengan naiknya wibawa Indonesia di mata ASEAN, bagi kaum zionis dapat merusak rencana yang telah mereka strategikan "petanya" di atas meja. Lebih menyakitkan mereka lagi ketika Myanmar yang telah mendapatkan tekanan dari Amerika, diimbau oleh Indonesia untuk menjadi bagian anggota ASEAN. Juga yang membuat mereka kesal pula bahwa para anggota legislatif Indonesia didominasi oleh umat Islam, termasuk isu adanya "ABRI hijau". Gema dakwah mulai bertalu-talu. Betapapun orang mengatakan bahwa dakwah hanyalah baru menyentuh simbol-simbol, tetapi justru itulah kuncinya. Dengan simbol itu, harapan umat Islam mulai merebak mekar dan memberikan gairah yang membahana. Tuntutan para mujahid yang dipenjara, selangkah demi selangkah mulai dipenuhi. Umat Islam mulai diberikan haknya secara proporsional, sehingga semarak dakwah kian luar biasa.
Derap langkah nuansa Islam semakin menyeruak tatkala kabinet mulai diduduki oleh mayoritas Islam, yang selama beberapa tahun lalu jabatan strategis selalu dipegang oleh nonmuslim. Di lain pihak, APEC dan AFTA akan segera diberlakukan. Bila Indonesia di bidang ekonomi­nya sudah telanjur berjaya, niscaya neraca transaksi perdagangannya tidak mengalami defisit Oleh karena itulah, kaum zionis berkesimpulan bahwa apabila Indonesia tidak dilumpuhkan maka barang produksi mereka tidak dapat mendominasi pasar di Indonesia. Bahkan sebaliknya, Indonesia yang akan mengekspor barangnya ke pasar mereka, yaitu dunia Barat.
Pokoknya, semua perkembangan di Indonesia yang "mementaskan" umat Islam dalam gelanggang pemerintah telah menjadi kecemburuan kaum zionis, yang lalu memicu akselerasi mereka untuk menghancurkan Indonesia. Hal seperti itu tidak bisa dibiarkan. Para zionis kafir bersemboyan, "Jangan sekali-kali membiarkan pintu terbuka untuk umat Islam." Oleh Karena, hanya dengan memiskinkan umat Islam, maka gerakan zionisme lebih mudah bergerak.
Terlebih lagi, dengan banyaknya "borok" yang bergelimangan di lingkungan birokrat dan pengusaha. Yaitu, para birokrat dan pengusaha yang menjadi penguasa, atau sebaliknya penguasa yang menjadi pe­ngusaha. Mulai dari korupsi yang sudah "mendarah daging" sampai yang "mewabah". Kolusi yang menyebabkan tumbuhnya kekuasaan tersem­bunyi yang dikuasai oleh segelintir manusia dan golongan, serta pertumbuhan ekonomi yang tidak merata antara kelompok "penikmat kebijakan" (kalangan atas atau the ruling class) dan masyarakat yang lemah {dizalimi; mustad'afin) merupakan "pemicu" yang paling mudah meletup untuk mempercepat kehancuran seluruh tatanan yang ada. Oleh karena pertumbuhan ekonomi yang melesat tersebut, kondisinya tidak melibatkan "arus bawah" dan telah melahirkan kesenjangan serta kecemburuan sosial yang melebar. Sehingga pertumbuham ekonomi berdiri di atas fondasi yang sangat keropos, tidak mempunyai akar fundamental yang kuat. Peredaran uang dan kebijaksanaan ekonomi hanya beredar di tangan para Cina keturunan, yang melebarkan peng­aruhnya ke tepian kekuasaan. Politik monolitik (politik yang berpihak pada satu golongan, ed): represif, dan kesenjangan ekonomi, serta gaya hidup kaum yang berpunya telah menjadi pemacu utama timbulnya "kegundahan" rakyat kecil yang merasa hak asasinya tersumbat dan sulit menembus benteng-benteng kekuasaan. Ini semua adalah "ranjau-­ranjau" keresahan sosial yang setiap saat dapat menjadi pemicu terjadinya "bom" perlawanan rakyat
Dalam perang global ini (ghazwul-frkri), "tangan-tangan" perbankan zionis mulai bergerak. Yayasan Quantum milik George Soros diberi tugas untuk melakukan intervensi ekonomi global melalui strategi moneter internasional. Percobaan pengintervensiannya yang pertama dilakukan di Thailand dan Korea, dengan harapan dampaknya akan memurukkan rupiah dari lalu lintas mata uang dunia. George Soros berhasil, Indonesia hancur secara ekonomi dan merembet ke bidang-bidang vital lainnya, ­sebuah tindakan licik seorang Yahudi yang tidak sudi umat Islam berjaya. Hal ini sekaligus membuktikan kebenaran firman Allah:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama. mereka. Katakanlah, 'Sesungguh­nya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).' Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (al-Baqarah:120).
Sementara, kedatangan dan pertolongan International Monetery Fund (IMF) dianggap oleh kita sebagai "juru penyelamat" (Mesiah) agar Indonesia dapat keluar dari krisis moneter dan ekonomi yang meng­himpit. IMF, yang 80 persen dananya diperoleh dari para donatur Amerika, yang notabenenya kaum zionis serta kekuatan lobi Yahudi­, telah memaksa Indonesia agar menerima segala klausul persyaratan yang sangat "menjerembabkan" Indonesia ke keterpurukan yang semakin dalam. Padahal, justru terbukti bahwa strategi IMF tidak memberikan solusi apa pun bagi krisis yang melanda Indonesia, justru membuat Indonesia bergantung terhadap utang-utang baru. Hal itu pun justru menjerat Indonesia untuk terikat akan sistem kebijakan ekonomi negara yang memberikan pinjaman.
Kemudian setelah agen-agen zionis licik tersebut telah berhasil me­miskinkan Indonesia yang semakin terpuruk, lalu langkah-langkah "prajurit Tuhan" akan lebih mudah menancapkan panji-panjinya di bumi Nusantara. Jatuhnya harga saham, dengan harga indeks gabungan yang sangat murah, akan mendorong para pengusaha zionis untuk mem­borong saham-saham tersebut. Itulah sebabnya, salah satu lobi mereka yang sangat agresif adalah mengarahkan pemerintah Indonesia agar mengizinkan perusahaan asing menguasai saham sebesar-besarnya dan kalau perlu secara keseluruhan, 100 persen. Dengan cara seperti ini, kelak seluruh infrastruktur, perusahaan, dan jaringan usaha akan dikuasai oleh perusahaan mereka. Mulailah era penjajahan ekonomi global, khususnya penindasan gerak ekonomi umat Islam di Indonesia. Lantas pujian indah untuk Indonesia yang biasa disebut sebagai "sepotong surga" yang dipindahkan ke dunia, kini berubah menjadi sebuah "potongan kesengsaraan".
Cita-cita kaum zionis untuk menguasai dunia, diawali dengan pe­nguasaan total terhadap perekonomian dan sistem moneter dunia. Myron Pagan dalam tulisannya, A Satanic Plot for a One World Govern­ment menyebutkan bahwa para Iluminasi terdiri atas orang-orang elite. Mereka yang menjadi pimpinan puncaknya harus mengontrol para bankir internasional.

D. Spionase GlobalUntuk menghancurkan umat Islam, jaringan spionase semakin menunjukkan keperkasaannya. Perusahaan multinasional bekerja sama dengan CIA (Central Intelligence Agent), agen rahasia Amerika, saling menukar informasi menguntungkan. Tidak jarang para eksekutif di suatu negara merangkap pula sebagai agen CIA. Bahkan, belakangan diketahui pula bahwa perusahaan multinasional mengembangkan jaringan intelijennya sendiri. Hal itu seperti apa yang ditulis Tofffer bahwa kontak antara intelijen rnereka dan intelijen CIA, serta intelijen di negara lain dilakukan secara profesional melalui kontak berkala. Bechtel Corporation perusahaan konstruksi yang bermarkas di San Fransisco mempunyai kontrak bernilai ratusan juta dolar di Timur Tengah. Mereka telah memberi pekerjaan nominal untuk agen CIA. Lalu sebagai imbalannya, Bechtel memperoleh informasi komersial dari CIA. Bechtel adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang informasi rahasia (Bussiness Environment Risk Information) di Long Beach, California, telah mendapatkan pujian karena memberikan keterangan kepada pelanggannya bahwa Presiden Mesir Anwar Sadat akan dibunuh. Ternyata, informasi tersebut memang benar, terbukti ia terbunuh dalam sebuah parade upacara militer oleh kelompok ekstrem yang disusupi oleh pihak intelijen lainnya. Demikian pula ramalan mereka tentang serbuan Irak ke Iran, juga menjadi kenyataan. Hal ini membuktikan dengan jelas bahwa tidak ada negara yang bebas dari jaringan spionase yarig dikelola secara profesional oleh pihak CIA dan perusahaan multinasional negara-negara super power, terutama Amerika. Walaupun tidak dipungkiri, para perekrut CIA mendekati dan menggarap beberapa mahasiswa yang cerdas untuk diajaknya bekerja sama sebagai agen CIA dan kelak akan menjadi mitra yang menguntungkan apabila mahasiswa tersebut kembali ke negerinya Peranan kedutaan besar di setiap negara sangat dominan dalam hal jaringan intelijen ini. CIA saling bertukar infomasi dengan Mossad (agen rahasia Israel, ed.) pada saat umat Islam terlalu dominan. Mereka sibuk menyelusup ke dalam tubuh umat Islam sebagai suatu strategi untuk menghancurkan umat Islam.Sangat disayangkan, negara-negara dengan penduduk mayoritasnya umat Islam tidak mempunyai minat yang besar untuk mempelajari strategi global dunia Barat yang notabenenya merupakan ambisinya kaum zionis. Padahal Jepang telah menyebarkan seluruh kekuatan jaringan informasinya ke seluruh negara Amerika dan Eropa. Ratusan ribu mahasiswa tersebar di negara-negara tersebut, mereka belajar dan menimba ilmu, sekaligus sebagai spionase yang sangat loyal untuk kejayaan negerinya.Isu-isu politik internasional seringkali merupakan alat propaganda kepentingan para pemimpin Barat Ketika Bill Clinton diperkarakan dan nyaris terkena impeachment tuduhan terhadap skandal seks Bill Clinton dengan Monica Lewinsky, kemudian tidak lama setelah itu, Washington memerintahkan untuk membom Irak sehingga perhatian dunia internasional beralih kepada kasus tersebut Gerakan konspirasi spionase dan cara-cara kaum zionis yang ikut campur tangan ke dalam urat nadi pemerintahan negara negara yang mayoritas penduduknya Islam atau Katolik telah menunjukkan bukti- buktinya yang nyata, walaupun secara faktual sulit dibuktikan karena perannya sebagai gerakan rahasia adalah mustahil terbuka dan mudah diperoleh datanya yang faktual. Gerakan konspirasi internasional zionis merupakan sebuah gerakan yang dapat "dirasakan" walaupun sulit dibongkar sepak terjangnya secara nyata.Akan tetapi, satu hal yang harus diketahui umat Islam bahwa gerakan tersebut merupakan jaringan kebencian kaum zionis terhadap kaum beragama. Cita-cita yang berbaur dengan balas dendam mereka telah menunjukkan sikapnya yang sangat jelas untuk menguasai hak asasi kaum beragama. Mereka mempersatukan seluruh potensi serta para simpatisannya. Mereka menguasai seluruh kelembagaan internasional, mulai dari lembaga keuangan dan moneter, Perserikatan Bangsa-Bangsa, para komunis, sampai para milyuner yang telah membuktikan kesetiaannya terhadap cita-cita membangun "satu dunia baru" melalui konspirasi yang sangat canggih. Melvin Sickler mengatakan, "Dalam fase akhir konspirasinya; yaitu membentuk satu pemerintahan dunia merupakan kunci menuju kediktatoran. Dengan menguasai Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga keuangan dan moneter, para milyuner, komunis, serta ilmuwan. Mereka bersatu untuk membuktikan cita-citanya dalam membangun konglomerasi manusia yang berjaya (satu dunia baru) melalui konspirasi yang canggih."Betapa nyatanya fakta gerakan kaum zionis Dajal yang sangat berambisi untuk menciptakan satu dunia, satu agama, satu mata uang, satu sistem perekonomian, dan satu kewarganegaraan yang dikontrol dari Telewash (Tel Aviv-London-Washington) melalui jalur Threelateral Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Eropa, dan Jepang. Di negara tersebut sengaja ditumbuhkan berbagai aliran kepercayaan yang berbau mistik dan radikal, yang maksudnya untuk menyaingi eksistensi agama-agama samawi: Islam dan Kristen.Berbagai fakta untuk mewujudkan cita-cita dunia baru (novus ordo seclorum) sebagaimana dicita-citakan Adam Weishaupt, "Saat ini sudah matang buahnya dan hanya tinggal beberapa saat lagi untuk memetik-nya." Dunia global sebagai kenyataan yang ada dan sebagai akibat kemajuan teknologi, sekaligus dijadikan jembatan emas untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Mereka kuasai media massa sampai ke pusatnya. Para pemimpin media massa internasional adalah bagian dari sindikasi konspirasinya yang dijaring sedemikan rupa, sehingga tidak mereka sadari bahwa dirinya telah menjadi "budak" yang secara total dimanfaatkan dan menjadi bagian dari konspirasi tersebut.Perang konvensional telah berlalu. Perang atom dan nuklir telah memasuki tahapan penghancuran. Saat ini adalah tahapan "perang ideologi" dan tidak ada satu pun ideologi yang boleh unggul di hadapan ideologi zionis. Mereka menganggap bahwa agama sebagai dogma yang meracuni hak azasi manusia karena sifatnya yang mendominasi dan memperbudak kebebasan azasi. 2Spionase atau konspirasi global telah berlangsung sejak lama. Tidak terlewat pula targetnya yaitu negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang diibaratkan seakan-akan bagaikan segerombolan kambing yang siap untuk diterkam oleh singa dan macan yang berbaur tanpa mereka ketahui keberadaannya, karena para singa dan macan itu tidak segan-segan berpura-pura sebagai kambing. Kira-kira seperti itulah ibaratnya, begitu pula dengan "konspirasi licik" yang dilakukan antara CIA dan Mossad Israel yang begitu sangat kompak. CIA berkolaborasi dengan Mossad, karena CIA memanfaatkan pengalaman anggota Mossad yang berpengalaman dalam mengadu domba umat Islam dan membuat berbagai rencana konspirasi untuk menghancurkan agama, memecah persatuan, dan menjadikan satu negara menjadi "kobaran api".E. Imperialisme Informasi (The Global of Videocracy)Dunia semakin sempit. Dataran bumi merupakan lahan yang paling empuk untuk dipotret dan ditelanjangi oleh kemajuan pengetahuan. Jaringan pusat satelit didirikan oleh Amerika dengan memakai nama Pusat Penelitian Cuaca. Jutaan informasi dari seluruh negara diolah dan dianalisis untuk kepentingan perusahaan dan ambisi para zionis untuk mewujudkan cita-citanya menguasai seluruh bangsa. Media televisi menjadi "tuhan baru" bagi jutaan manusia di muka bumi, menjadi "penguasa media" (videocracy) yang menghipnotis jutaan pemirsanya. Slogan mereka adalah "tiada hari kecuali mata yang melekat pada kaca TV", bagaikan terkena santet. Jutaan anak-anak sangat hafal dengan program acara yang menayangkan film fiksi. Jutaan ibu rumah tangga menghabiskan waktunya menonton telenovela, sebuah acara opera sabun yang beritme emosional. Televisi bukanlah sekadar lahan usaha yang menggiurkan, melainkan bahan informasi yang bisa juga menyesatkan, tentunya bergantung kepada kepentingan pemegang sahamnya.Triliuner media, seperti Rupert Murdoch, W. Randolph Hearst salah satu pengikut zionis, telah menjadi sosok yang sangat berpengaruh dalam dunia politik, bahkan menentukan nasib suatu pemerintahan karena lobi mereka. Pengaruh "mata" zionis yang hebat ini telah mengubah perilaku budaya, selera, bahkan keyakinan manusia. Acara-acara yang ditayangkan televisi pun mampu membuat penontonnya begitu terpengaruh secara emosional hingga menangis dan gemas. Hal itu berhasil karena kepiawaian perancangnya dalam mengelola program-program acaranya sehingga menyebabkan jutaan umat Islam terpana dan larut dengan impian yang ditawarkan para copywriter (penulis skenario) periklanan. Kekuatan psikologis televisi dalam "meneror" para pemirsanya melalui: ilusi, kesan (impression), dan pembentukan citra (image) telah berhasil menempatan Amerika sebagai super videocracy. Setiap inci filmnya ditata dengan menyisipkan ketiga karakter psikologi tersebut.Jutaan mata sembab karena menangis melihat suasana dramatis tenggelamnya kapal Titanic yang dilatarbelakangi nyanyian Celine Dion. Suguhan film fiksi, seperti Jurassic Park dan Armageddon membuat para penonton seperti larut dalam setiap episodenya. Dan jutaan manusia dibuai seakan menjadi Rambo ketika film ini menunjukkan keperkasaan Sylvester Stallone sebagai seorang macho hero yang membebaskan tawanan Amerika dari para Vietkong hanya dengan seorang diri --publik lupa bahwa Amerika kalah perang di Vietnam.Amerika berhasil memanfaatkan.media informasi untuk tetap membangun citranya sebagai negara super power yang sangat peduli sebagai pembela hak asasi manusia, sehingga setiap pembunuhan berdarah di Irak, Sudan, atau negara lainnya, mereka tetap tidak dipersalahkan. Hal itu tentulah karena mereka telah berhasil membentuk image kuat melalui informasi dan film khurafat (dongeng) yang begitu membekas dalam pandangan publik. Televisi merupakan cara paling ampuh untuk membuka koridor penjajahan baru kaum zionis di muka bumi, bahkan ada semacam "penuhanan" terhadap televisi.Oleh karena kelangsungan hidup stasiun televisi sangat ditentukan oleh pemasukan iklannya, sedangkan perusahaan-perusahaan menghadapi masalah likuiditas dan dana tunai sehingga mereka "megap-megap" --baik untuk memasang iklan maupun ikut investasi-- bukan tidak mungkin saham suatu stasiun televisi akan dibeli perusahaan asing tentunya dengan lobi dan tekanan kepada pemerintah. Inilah "mata pedang" para prajurit tuhan tersebut. Mereka menguasai media massa, khususnya jaringan stasiun televisi, karena dengan itu mereka lebih mudah mengontrol program-program penayangan yang berbau dakwah, sekaligus memudahkan pembentukan opini untuk keuntungan mereka.Kisah sukses penginjilan telah dirintis oleh penginjil ulung, Jimmy Swaggart, yang menjadikan televisi sebagai senjatanya yang ampuh untuk mempengaruhi jamaahnya. Khutbahnya yang berenergi muncul pada saat fajar menyingsing dan ditutup menjelang tidur stasiun televisi dibuat secara khusus. Rumah produksi (production house) mereka buat dengan peralatan dan dekorasi yang canggih, mengemas dan memproduksi jutaan video kaset untuk para jamaahnya sendiri dan diekspor sebagai bahan kajian para kader-kader para penginjil di seluruh pelosok negara.Jaringan televisi yang dikuasai Yahudi (CNN, CNBC, ABC, MTI dan sebagainya) merupakan "tangan gurita" mereka, yang menjajah dan sekaligus menguasai konsumsi informasi secara sepihak. Umat Islam dan negara berkembang semakin terpuruk dalam komoditas informasi. Imperialisme informasi, inilah dua kata yang paling tepat untuk menunjukkan dominasi negara Barat. Abad ini adalah millennium of television yang mampu "mencengkeram" syaraf-syaraf pemirsanya dan sekaligus mengubah budayanya.Televisi bukan sekadar kotak hiburan, tetapi ia membawa pesan-pesan tersembunyi, sehingga tanpa kita sadari telah mengubah budaya suatu bangsa. Kita sering dikejutkan oleh perilaku anak muda yang populer dengan sebutan "generasi MTV". Sayangnya, umat Islam yang mayoritas di dunia, jangankan mempunyai jaringan televisi bersifat internasional (seperti CNN) sedangkan jaringan lokal saja tidak mampu memilikinya. Padahal, dengan memiliki jaringan televisi yang berorientasi kepada umat niscaya umat dapat mengetahui dan menangkis trik-trik kelicikan para zionis yang sudah "menjamuri" dunia media elektronik, sebagaimana mereka mempunyai agen-agennya, yaitu kaum orientalis.Alvin Toffler mengulas, "Dewasa ini, keberhasilan gereja di dunia bukan hanya pengaruh moral dan sumber daya ekonominya, tetapi karena ia tetap berfungsi sebagai medium massa. Kemampuannya menjangkau jutaan umat setiap hari Minggu pagi memainkan pula peran dengan memanfaatkan surat kabar, majalah, dan media lainnya."Kekuasaan media menjadi fenomena baru dalam perang urat syaraf dan propaganda. Ketika Adolf Hitler sang pemimpin besar Nazi meminta Jenderal Gobel selaku Menteri Propaganda Jerman untuk memenang kan perang, Gobel menyambutnya seakan-akan dia berkata, "Sebarkan kebohongan dan terus ulangi dan ulangi, karena kebohongan-kebohongan tersebut akan menjadi kebenaran yang diyakini." Hal ini memberikan kesan kepada kita akan kekuatan propaganda, terlebih bila dilancarkan melalui media massa. Tidak pernah kita bayangkan bahwa kekuatan media melalui selulosa video telah menjadi satu kekuatan besar yang membentuk citra, sikap, bahkan mengubah suatu kebiasaan, budaya dan ideologi suatu negara melalui penguasa media (videocracy).Kemakmuran yang dinikmati segelintir kelompok, terutama kaum Cina yang menjadi penyandang dana kaum Nasrani, menyebabkan pula terjadinya keresahan sosial di kalangan umat Islam. Agresivitas pengkafiran semakin menampakkan keberaniannya. Kelompok minoritas yang fundamentalis berhadapan dengan mayoritas yang idealis, menyebabkan tumbuhnya berbagai kekesalan yang terpendam di kalangan umat Islam. Di satu pihak, upaya toleransi agama hanya beredar dan dapat dipahami hanya di kalangan elite dan kurang sekali diupayakan program sosialisasinya. Padahal, sekiranya sejak dini, hal itu direalisasikan dalam bentuk toleransi, persaudaraan, dan kebanggaan sebagai satu bangsa dengan menghapuskan berbagai phobia agama dan persepsi yang salah tentang kesukuan maupun ras, niscaya jembatan untuk menuju kepada saling pengertian dan kerja sama sebagai satu bangsa akan segera terlahirkan.Akan tetapi, sangat disayangkan hal tersebut tidak pernah menyentuh sampai ke dasarnya secara substantif. Bahkan, sebaliknya umat Islam belum menemukan format yang mampu mewujudkan kohesivitas pemikiran yang praktis dan dinamis untuk menjawab tantangan global ini. Dalam beberapa hal, umat Islam masih tertinggal jauh dari agamawan lainnya yang bergerak dengan sangat profesional yang didukung oleh dana, hubungan internasional, serta sumber daya manusia yang kuat. Pola dakwah Islamiyah masih "jalan di tempat". Dakwah baru menyentuh kepada simbol-simbol yang dangkal (superficial), masih berkutat pada tahapan mata hati (bashiran), belum menyentuh mata hati yang menyinari (pelaksanaannya; sirajam-muniran). Dakwah dengan lisan masih lebih dominan daripada dakwah dengan perbuatan. Hal ini menyebabkan umat Islam kehilangan daerah yang strategis untuk melancarkan dakwahnya secara simultan, terintegrasi, dan dikoordinasikan dalam satu manajemen yang profesional.Buku Fakta dan Data yang diterbitkan Media Dakwah pada halaman 57 menyebutkan, "Lapangan media informasi harus dikontrol paling tidak 75 persen oleh orang Kristen, karena informasi merupakan persenjataan yang paling tajam untuk mengontrol umat Islam."Sementara, Umar Husein menulis tentang efektivitas imbauan Paus John Paul II, "Paus mengimbau kepada umat Katolik agar menyebarkan ajaran Kristen (Pope calls on Catholics to spread Christianity)." Dan hasilnya imbauan Paus langsung diikuti oleh para jamaah dengan penuh antusias, dengan hasil dua kali lipaf persentase perkembangan laju penduduk Indonesia sendiri, terbukti perkembangan Kristen Katolik pun sangat pesat di Kalimantan (Kalimantan Barat 9,5 persen; Kalimantan Timur 18,5 persen; dan Kalimantan Tengah 16,5 persen). Sedangkan persentase umat Islam sendiri mengalami penurunan: tahun 1980 (87 persen), tahun 1985 (86,9 persen). Bisa disimpulkan bahwa Indonesia adalah salah satu daerah tujuan peuyebaran Injil. Demikian yang ditulis Husein Umar (Fakta dan Data: hlm. 24).Fakta ini memberikan informasi serta hikmah bahwa dalam dunia demokrasi global, umat Islam harus mampu bersaing memenangkan citra. Oleh karena kebenaran yang hanya disimpan di dalam hati akan terkikis (lindap) digantikan oleh keyakinan yang setiap hari ditayangkan dengan penuh kesan. Perang global bukanlah perang konvensional yang mengepulkan mesiu dan deru suara bedil. Akan tetapi, sebuah kreativitas otak dan seni untuk memenangkan sebuah ambisi. Maka terkenanglah kita akan ucapan Umar bin Khaththab ra.:"Kebatilan yang terorganisasi dengan rapi akan mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisasi."Ini merupakan aksioma universal yang harus dijadikan patokan hidup umat Islam. Kita tidak mungkin hanya bersifat apologetika (membela diri dengan melihat ke masa lalu, ed.) seraya melihat ke belakang mengenang kejayaan Andalusia. Di hadapan kita terpampang suatu "tantangan global" yang harus dihadapi dengan menyatukan pikiran, dana, dan gairah untuk menjadi pemenangnya.Kita pun tidak perlu bermalas-malasan, seraya memimpikan datangnya Imam Mahdi, Ratu Adil, atau Mesiah yang dengan baik budi mau mengulurkan tangan menolong penderitaan umat. Kita harus menjawab, "Tidak!" Karena Allah tidak akan mengubah suatu bangsa (kaum) kecuali bangsa (kaum) itu sendiri yang mengubah nasibnya.Menyadari gerakan zionis yang menyelusup ke seluruh tubuh kehidupan termasuk kehidupan beragama --baik itu Islam, Kristen, Budha, atau Hindu-- kiranya sudah saatnya semua pihak tanpa melihat perbedaan agama harus saling bergandengan tangan untuk membentengi negara tercinta yang merupakan amanat Ilahi dari gangguan ambisi kaum zionis. Semangat cinta Tanah Air merupakan salah satu kunci yang tangguh dalam menghadapi perang global ini. Setiap agama pasti menghargai makna Tanah Air sebagai amanat Ilahi.Pertentangan agama serta berbagai kecemburuan yang dijadikan pemicu konflik harus kita akhiri, karena pada akhirnya hanya kaum zionislah yang akan memetik keuntungannya.Seluruh umat beragama harus membaur dalam citra persatuan kebangsaan, karena itulah kita semua berdiri menjadi pandu yang membentengi setiap jengkal harta dan martabat kita bersama. Sudah saatnya, kita melupakan luka sejarah yang penuh dengan pertentangan dan membuka ruang persamaan serta memperkecil nilai-nilai yang berbeda.Tidak ada pilihan bagi umat Islam di Indonesia kecuali membuka sekat perbedaan, mengulurkan tangan, dan saling bergandengan tangan bahwa musuh kita bukanlah bangsa kita sendiri, tetapi sebuah kekuatan "raksasa" zionis yang harus dihadapi melalui persatuan dan kesatuan umat. Pertentangan sekecil apa pun tidak pernah akan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam kecuali tepukan kebahagiaan bagi kaum zionis yang tidak rela bila ada satu negara yang tidak mau mereka jadikan bonekanya.Jauhkanlah segala bentuk perbedaan yang tidak prinsipil yang hanya menuju kepada pertikaian. Hamparkanlah jembatan kebangsaan yang mengantarkan kita ke jembatan emas masyarakat baru Indonesia. Menjadikan cinta dan kasih sayang diantara sesama bangsa Indonesia sebagai tema sentral tatanan pergaulan seraya memperkecil segala bentuk perbedaan. Bukan justru sebaliknya, bangsa Indonesia kehilangan cinta dan kasih sayang dikarenakan kita disibukkan dengan mempertajam perbedaan abadi yang secara fitri melekat pada diri setiap manusia.Umat Islam harus tidak mengenal kata menyerah dalam menghidupkan prinsip-prinsip kehidupan dalam sistem jamaah. Meramaikan masjid-masjid sebagai pusat tali ukhuwah dan membuka diri terhadap paham yang berbeda selama dalam kerangka cinta kasih dan saling menghargai. Hal ini tidak hanya dapat dituangkan dalam upacara pidato belaka, tetapi harus dijadikan sebagai bagian dari sistem pendidikan bangsa, sejak mereka mengenal bangku sekolah. Buanglah jauh-jauh segala bentuk Islam phobia, Kristus phobia, Sino phobia, dan segala bentuk phobia yang bisa menghambat persatuan kita sebagai satu bangsa yang telah memiliki tradisi nenek moyang yang luhur. Kuncinya tidak lain bersatu, sekali lagi bersatu.Hidup yang rukun, berdampingan dan saling menghargai, sebagaimana telah ditunjukkan oleh kebesaran jiwa Islam pada periode Madinah dan Mekah, maupun pada saat puncak kejayaan pemerintah Islam di Andalusia, yang oleh Max Dimont dikatakan, "Dampak dari 500 tahun di bawah kebijakan kaum muslimin, maka Spanyol yang saat itu terdiri dari tiga agama: Islam, Kristen, dan Yahudi yang hidup dalam satu wilayah, mereka saling bertoleransi dan penuh pengertian dalam bermasyarakat...."(Under the subsequent 500 year rule of the Moslems emerged the Spain of three religion and one bedrooms: Mohammedans, Christians, and Jews shared the same brilliant civilization....)Inti ajaran Islam adalah tauhid dan membawa kedamaian bagi alam semesta (rahmatan lil-alamin). Hal itu hanya dapat kembali ke panggung sejarah selama umat Islam bersatu dan menjadi payung kehidupan. Sebagaimana masyarakat madani yang kita cita-citakan hanya dapat terwujud bila kita semua mengarah kepada persatuan umat (ittihadulummah). Kemenangan Islam yang mengalahkan kaum Pagan musyrikin telah membuktikan satu tradisi bahwa di tangan daulat Islamiyah, masya rakat lain yang beragama non-Islam, dapat hidup tenteram berdampingan.Kalau saja para pemimpin mempunyai keberpihakan yang kuat kepada Allah dan Rasulnya, kalau saja mereka ingin membangun sebuah "samudra besar" yang disebut dengan persatuan umat. Kalau saja di hati para pemimpin ada semangat kenegarawanan yang sejati, bukan sekadar ahli orasi dan politisi, niscaya mereka mau melepaskan baju 'ashabiyah-nya (kebanggaan terhadap kelompok) seraya berkata:"Demi menegakkan Sunnah Nabi dan kekuatan jamaah yang bagaikan barisan yang. Kuat, demi Allah, saya tidak inginkan jabatan ini, asalkan kita dan para pengikut masing-masing meleburkan diri dalam satu kata yang paling dirindukan, yaitu 'persatuan umat' (ittihadul-ummah). Kalau Anda mau memegang amanat umat yang satu, silakan pimpin dan bawalah umat ini menuju ke puncak-puncak kejayaan Islam, saya akan mendampingi Anda dalam suka dan duka untuk memenangkan cita-cita izzul Islam wal-muslimin (menjunjung Islam dan kaum muslimin)."Akan tetapi, dari dalam lubuk hati yang paling dalam, nurani pun menjerit, adakah pemimpin yang seperti itu?Lantas masih adakah para pemuda yang mempunyai tekad kuat (muru'ah) untuk mengkampanyekan pentingnya persatuan dan kesatuan umat? Masih adakah pemuda yang berkata, "Demi persatuan umat dan menghilangkan kebingungan karena banyaknya partai dan golongan yang mengatasnamakan Islam, maka dengan mohon maaf sebesar-besarnya kepada Anda sebagai pemimpin kiranya sudi dengan ikhlas maupun terpaksa untuk ikut dengan kami ke satu tempat, di sana telah berkumpul para pemimpin Islam yang lainnya. Ini bukan menculik, seperti kasus Chairul Saleh dan rekan-rekannya yang membawa Soekarno ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan Indonesia. Akan tetapi, sebuah harapan yang kami wujudkan dalam bentuk tindakan, bukan kata-kata, karena kata persatuan umat sudah terlalu lama kami dengar tanpa melahirkan apa pun kecuali retorika belaka. Mohon maaf, ikutlah dengan kami ke satu tempat untuk memproklamasikan partai yang mampu menyatukan seluruh potensi umat dalam satu wadah satu harakah satu cita-cita ittihadul ummah."Akan tetapi, nurani bagaikan tercabik koyak. Pemikiran seperti ini hanyalah sebuah khayalan. Bahkan, bisa menjadi cemooh belaka. Dan segudang tudingan pun pasti menuju kepada orang-orang utopis itu. Ini berarti tidak demokratis, biarkanlah semua orang mempunyai haknya masing-masing. Hargailah orang yang berbeda pendapat, berbeda kelompok --yang segudang hadits dan ayat pun mereka bacakan. Anda jangan memaksakan kehendak karena ingin mewujudkan persatuan umat dengan cara paksa dan itu adalah fasis (berpemikiran otoriter/memaksa, ed.).F. Hancurnya PersatuanPersatuan umat Islam dalam bentuk ittihadul-ummah atau kuatnya persatuan dan kesatuan suatu bangsa adalah musuh utama kaum zionis.Mereka tidak pernah membiarkan umat atau suatu bangsa bersatu, kecuali itu hanya sebagai bahan perimbangan kekuatan semata-mata. Beberapa bangsa dibiarkannya untuk stabil dan bersatu sepanjang dapat mereka kontrol demi kepentingan mereka. Karena dalam gerakan konspirasinya, kaum zionis menganggap pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan konflik, mampu membuat musuh, tetapi semuanya itu harus dalam kerangka besar perencanaannya sehingga tetap terkontrol.Memang benar bahwasanya umat Islam bukanlah pemalas. Mereka sama-sama bekerja, tetapi sayangnya tidak pernah mau bekerja sama. Satu sama lain asyik dengan kepentingan atau urusannya sendiri. Menutup sekat dari nilai esensial persatuan dan persaudaraan yang hanya sebatas pemanis retorika belaka. Jiwanya rapuh diterpa kecintaan yang sangat mendalam terhadap dunia, terperangkap dalam jaringan yang telah dipersiapkan kaum Dajal. Hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:"Akan datang suatu saat, kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain yang bagaikan orang-orang yang kelaparan memperebutkan makanan dalam mangkok. Para sahabat bertanya, 'Apakah karena jumlah kami waktu itu sedikit?' Beliau menjawab, 'Tidak, bahkan jumlah kalian banyak sekali, tetapi bagaikan buih dan kalian ditimpa penyakit wahan.' Mereka bertanya, 'Apa yang dimaksud penyakit wahan, ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Kalian sangat cinta kepada dunia dan takut mati'…" (HR Abu Daud).Dengan hadits tersebut, seharusnya kita merasa digugah bahwa gerakan kaum Dajal itu sudah memperhitungkan pula kualitas umat Islam yang saat ini mulai kehilangan nilai, bobot kualitas, dan hidup hanya bagaikan gunungan buih, sehingga dengan sangat mudahnya Dajal dan para pengikutnya merambah dan merombak seluruh sistem kehidupan umat Islam seperti yang disebutkan dalam surat al-Baqarah:120. Sehingga, berbagai cara harus dilakukan agar umat Islam tidak sempat menjadi kuat dan menepuk dada sebagai satu bentuk negara yang baik. Pokoknya, tidak ada satu "lubang" pun yang luput dari pengawasan mereka. Dia pelihara benih-benih konflik agar pada waktu yang tepat dapat menjadi bahan akseleratif kekacauan yang menjadi sarana baginya, yaitu agar orang-orang yang dalam keadaan kacau (chaos) dan frustrasi itu datang menyembah kepadanya.Cita-cita Dajal membangun satu dunia baru yang global, yaitu: satu pemerintahan, satu agama; satu kewarganegaraan, dan satu sistem perekonomian merupakan falsafah baru bagi para pengikutnya, kaum zionis. Mereka akan menghapuskan segala bentuk kebangsaan dan nasionalisme serta agama-agama yang ada. Dengan terang-terangan, mereka membuat gerakan unitarian-universalist dan menentang dengan sengit kekuatan gereja Katolik. Mereka menyebut dirinya sebagai anti-Kristus. Salah satu target mereka adalah menghancurkan kekuatan Kepausan yang menguasai dunia melalui gereja Katoliknya. Sejarah masa lalu serta terusirnya kaum Yahudi dan terbunuhnya Jaques de Molay merupakan satu cita-cita untuk membalas dendam. Maka dicarilah berbagai justifikasi (pengesahan hukum sepihak) diantaranya dengan membuat tafsir-tafsir Bible yang disesuaikan dengan kepentingan gerakan konspirasi mereka. Dengan sangat cantiknya mereka menafsirkan peristiwa Menara Babil, di mana pada saat itu seluruh manusia berbahasa satu, berkebangsaan satu, dan mempunyai tujuan yang satu. Sebab itu adalah cita-cita yang sangat suci bila mereka mengembalikan kedudukan Menara Babil tersebut, agar manusia mencapai kesejahteraan yang sebenarnya. Mereka sangat anti terhadap agama yang dianggapnya sebagai racun. Karena dengan dogma-dogmanya, ia telah membius manusia sehingga terpenjara dan tidak mempunyai kebebasan berpikir kecuali harus sesuai dengan agama mereka. Generasi muda merupakan sasaran utama mereka, karena sifat para pemuda yang sangat senang dengan pemikiran-pemikiran baru atau menunjukkan sikap yang berbeda dan anti-status quo. Di samping itu, pemikiran bebas (free-thinking) akan menjadikan satu mode pemberontakan terselubung untuk menghadapi sistem pemikiran yang diperkenalkan agama sebagai status quo dan membunuh kreativitas. Dajal dan para pengikutnya seakan-akan berteriak:"Bebaskan dirimu dari segala 'penjara kuno' ini. Jadilah kaum pembaru. Lihatlah dunia semakin global. Janganlah terpuruk dalam tempat yang sempit. Lihatlah dunia, mengembaralah engkau sebagai manusia bebas. Jadilah seorang pembela demokrasi sejati, melepaskan segala belenggu dari tirani dogma agama. Berpalinglah kepada setan karena dia adalah 'bapak demokrasi' yang berani memprotes status quo dan mengambil risiko terusir dari surga sebagai 'malaikat diturunkan' (the fallen angels). Lihatlah kenyataannya, agama tidak lain hanyalah racun dan sumber konflik belaka."Racun pemikirannya yang didasarkan pada rasionalisme, mengarahkan "mata pedangnya" kepada seluruh bangsa. Tentu saja, dalam situasi yang stabil dan tenang, gerakan mereka menghadapi kesulitan karena berperannya seluruh institusi untuk mengembangkan agama (dakwah). Oleh karenanya, hanya dengan membangun perpecahan diantara umat beragama maka dengan meminjam istilah Prof J.S. Malan yaitu, "Cita-cita 'era reformasi pembaruan' hanya dapat diwujudkan bila dogma-dogma agama konservatif sudah dapat dilumpuhkan."Dalam beberapa dekade ini, kita menyaksikan satu panggung kehancuran suatu bangsa yang terkoyak dan berkeping-keping menjadi negara-negara kecil sehingga memudahkan kaum zionis melakukan kontrol. Negara Uni Soviet dan Rusia yang selama ini menjadi pesaing keras harus dijadikan contoh utama kemenangan zionis. Selanjutnya, mereka hancurkan pula Yugoslavia dengan memelihara kaum fanatik Serbia untuk menjadi ujung tombak atau budak zionis menghancurkan etnik muslim di Bosnia dan Kosovo Albania. Mata pedang selanjutnya di arahkan pula ke timur jauh, yaitu Indonesia. Isu suku, agama, dan antar golongan (SARA) harus dipelihara agar sewaktu-waktu menjadi bom yang memporak-porandakan negara kesatuan Republik Indonesia yang notabene penduduknya mayoritas umat Islam. Dalam rencana konspirasi mereka, tentu saja tidak akan lama lagi terjadi huru-hara pertentangan atau konffik agama, antara Islam dan Kristen, khususnya Kristen Protestan --rumor beredar bahwa beberapa pulau di Indonesia yang penduduknya mayoritas Kristen Protestan bisa jadi target zionis-- karena diperkirakannya Katolik sudah cukup mendapatkan lahan di TimorTimur. Hal ini sangat penting bagi terwujudnya cita-cita zionisme, yaitu memecah satu bangsa menjadi satu negara kecil, lalu mereka meniupkan kebebasan, kemandirian, dan sebagainya sebagai kamuflase. Bahkan, bisa jadi Indonesia akan diarahkan menjadi negara-negara kecil dalam bentuk federasi, atau bahkan terlepas sama sekali. Isu seperti ini akan terus merebak, dan umat Islam berkelompok-kelompok dengan memakai simbol-simbol baru.Untuk memecah-belah persatuan harus ada motivator atau provokatornya. Untuk itu, kebebasan pers yang benar-benar bebas harus ditumbuhkan, sehingga media massa dapat menjadi pembawa pesan sesuai dengan fungsinya yang mempunyai daya mendampaki beritanya kepada publik sehingga membentuk opini. Media massa bisa memprovokasi suatu bangsa dan provokasinya bersifat legal karena mereka berlindung di balik kebebasan pers.
Amerika sebagai "rajanya demokrasi" telah memperkenalkan satu bentuk kebebasan pers tersebut melalui jaminan konstitusional berdasarkan: kebebasan untuk berbicara (the freedom of speech); kebebasan untuk berekspresi (the freedom of expression), kebebasan untuk mendapatkan dan memberikan informasi (the freedom of information), sehingga masyarakat Amerika dan dunia Barat lainnya adalah masyarakat yang sangat informatif. Hidup dalam limpahan informasi --harap diingat bahwa kecerdasan bangsa tersebut memungkinkan untuk memilih informasi sesuai dengan hati nuraninya. Pers yang kredibel dan profesional lebih banyak dibaca dibandingkan "pers kuning" --dalam dunia jurnalistik dikenal dengan yellow paper.Untuk itu, kita hanya dapat berharap kepada insan pers islami yang mempunyai integritas tinggi dan mernpunyai komitmen atau keberpihakan kepada umat Islam serta persatuan bangsa untuk membantu perjuangan mempertahankan persatuan. Selebihnya, umat Islam hanya menjadi konsumen setia dari lembaga pers orang-orang kafir yang dikelola secara profesional, atau memilih "koran kuning" yang hanya mementingkan nilai-nilai komersial ketimbang keadilan dan moralitas bangsa dan agama.Bagaikan tidak berdaya, umat Islam telah menjadi objek dan konsumen setia terhadap pers kaum kafir. Setiap detik, tayangan CNN, CNBS, ABC, dan sekian banyak lagi jaringan informasi "memasuki" rumah-rumah umat Islam melalui parabola tanpa mampu menolaknya. Kita tidak lagi menonton televisi, tetapi televisi menonton kita. Emosi dan keinginan kita disaksikan, dianalisis, kemudian dijadikan bahan untuk membuat kemasan iklan dan berita yang dapat memasuki syaraf kita dan tanpa kita sadari.Cara berpikir dan cara berbudaya kita sudah sangat berbeda sama sekali dengan apa yang selama ini kita yakini. Benturan budaya dan pemikiran terus berlangsung, tanpa sedikit pun ada keinginan untuk membalas dengan kuantitas dan kualitas yang sama. Bila kita mengharapkan keadilan dunia pers internasional untuk membuat keseimbangan beritanya, tentulah itu hanyalah sebuah utopia belaka. Hal itu karena seluruh jaringan media telah mereka kuasai dan jadikan alat zionisme. Dengan kata lain, kita semua sedang berada dalam satu "turbulensi budaya" yang berada dalam posisi pasif. Kita hanya menjadi satu "noktah kecil" yang menjadi objek dari teleskop dunia. Seluruh gerak kehidupan kita bagaikan telanjang di hadapan mata Lucifer tuhannya para zionis, yang dengan tajam mengawasi seluruh bangsa di dunia.Walaupun dalam kaitan ini ajakan untuk menyebarkan ide persatuan umat dan seruan itu bagaikan percikan air hujan di tengah padang pasir, tetapi setidaknya dapat menjadi catatan generasi yang akan datang bahwa masih ada seorang mahluk hamba Allah yang merindukan terwujudnya persatuan dan jami'atul-muslimin. Kita yakin hanya inilah kunci kemenangan umat Islam di muka bumi, sebagaimana Allah memberikan kuncinya, yaitu bersatu dan berpihak pada partai Allah (hizbullah). Selama umat Islam tetap membanggakan dirinya dengan golongan, mazhab, dan kelompoknya, selama itu pula pertolongan Allah tidak pernah akan datang. Hal ini merupakan aksioma Ilahiyah yang seharusnya dapat dipahami dan diyakini oleh para pemimpin umat. Bila umat Islam terpecah menjadi kelompok-kelompok, kekalahanlah yang akan kita terima.

G. Tantangan Kaum DajalAllah SWT telah memperingatkan kita di dalam Al-Qur'an bahwa seluruh umat Islam, bangsa Indonesia, bahkan seluruh umat beragama lainnya, harus mewaspadai pengaruh kaum Dajal yang akan menjadikan masyarakat dan bangsa Indonesia tercerai-berai agar memudahkan mereka menyebarkan "racun-racun" ideologinya.Dalam suasana kita sedang mengupayakan pelaksaan program reformasi (ishlah), serta upaya untuk membuat berbagai perbaikan dan menghancurkan segala yang rusak (f'asad) dan yang merusak (ifsad), jangan sampai ada pihak-pihak yang mengatas-namakan reformasi, padahal di lubuk hati mereka sedang mempersiapkan sebuah rencana besar untuk mempersiapkan kehancuran kaum beragama, sebagaimana disinyalir Al-Qur'an:"Dan bila dikatakan kepada mereka, 'janganlah membuat kerusakan di muka bumi.' Mereka berkata, 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.' Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (al-Baqarah:11-12).Reformasi bukanlah upaya musiman, bukan pula sekadar "mode busana", melainkan merupakan bagian dari misi dan visi setiap pribadi muslim dan bangsa Indonesia. Sebagaimana kita memahami makna upaya jihad untuk mengubah diri dari kegelapan menuju cahaya (minadz dzulumaati ilan-nuur). Sebab itu, reformasi merupakan sebuah upaya yang berkesinambungan, sebuah kontinuitas, dan dia tidak pernah akan berhenti, kendati para pejuangnya telah mati. Manusia boleh mati, lembaga dan partai boleh bubar, tetapi cita-cita dan upaya ishlah atau reformasi tidak pernah mengenal kata berhenti apalagi mati.Dalam kaitan itu, janganlah terlalu terpaku, seakan-akan bahwa Dajal itu hanya melulu dibuat oleh tangan kaum zionis. Ketahuilah bahwa siapa pun dapat menjadi pengikut dan menjadi anggota masyarakat Dajal, selama dia tidak lagi berpihak kepada kebenaran Al-Qur'an dan Sunnah. Masyarakat Dajal adalah masyarakat yang telah kufur dan selalu berusaha melaksanakan program kafirisasi dalam segala bidang. Pokoknya, siapa pun dapat menjadi masyarakat Dajal, selama mereka melepaskan tali persaudaraan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Selama mereka melepaskan segala ikatan moral dan etika yang telah lahir dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang panjang, sejak benih-benih negara modern ditanamkan oleh gerakan kebangkitan nasional yang pertama yang dipelopori oleh kaum Serikat Dagang Indonesia, H.O.S. Tjokroaminoto pada tahun 1911, lalu dilanjutkan oleh Budi Oetomo pada tahun 1920.Sebab itu, generasi demi generasi harus selalu menunjukkan sikap keberpihakannya kepada persatuan, persaudaraan di atas landasan cinta. Ke manapun kita pergi, cinta adalah bahasa universal. Dia adalah bahasanya umat beragama, bahasanya suku, dan bangsa-bangsa di muka bumi. Cinta berarti semangat jiwa untuk saling menghargai, saling menolong, dan saling memberikan cahaya. Semangat ini harus menjadi pijakan utama bangsa Indonesia. Terlebih dalam menghadapi abad baru yang penuh dengan keterbukaan, benturan budaya dan ideologi, serta cara berpikir yang semakin global. Dalam cinta itulah, kita semua bergantung, tanpa cinta bangsa Indonesia akan terpuruk dalam kepingan-kepingan derita yang teramat panjang dan menjadi "budak" dari Amerika Serikat sebagai sentralnya gerakan zionis yang memang selalu ingin menunjukkan kedigdayaannya di muka bumi ini.H. Tantangan Tiada HentiDalam waktu yang dekat, ideologi Dajal akan segera merasuki seluruh denyut kehidupan. Dia akan diawali dengan cara berpikir, yang disebut dengan istilah berpikir bebas (free-thinking), melepaskan segala rujukan dan dasar pijakan dari agama. Menurut orang-orang yang berpikir bebas ini, selama masih merujuk kepada agama sebagai dasar argumentasinya, maka belumlah bebas. Merujuk kepada agama berarti masih diperbudak dan masih dalam perangkap tirani pemikiran. "Bebaskan pikiranmu dari segala ikatan, barulah engkau dapat merasakan kebebasan itu sendiri," demikianlah, seakan-akan moto berpikir mereka, yang sekaligus akan menjadi tantangan baru bagi kaum agamawan. Berpikir bebas berarti benar-benar bebas dari segala spekulasi, segala sesuatunya harus bersifat empiris. Bagaimana mungkin kita percaya dengan surga dan neraka, sedangkan tidak ada satu pun peristiwa empiris yang memberitakan kebenarannya.Lepaskan dirimu dari segala ikatan dogma. Lihatlah kenyataan, berpadulah dalam realitas, bukan dalam khayal dan impian. Kami ingin memberikan satu contoh untuk kalian wahai kaum agamawan. Tanpa merujuk pada satu ayat pun; kita akan merasakan bahwa "kemanusiaan" adalah bahasa yang universal. Ini lebih logis, lebih membumi, dan menyentuh realitas yang sebenarnya. Selama manusia masih merujuk pada agama, maka konflik tidak pernah akan lindap di muka bumi ini. Lihatlah sejarah, berapa banyak sumber konflik, diawali dari keyakinan dogma-dogma agama yang memenjarakan kebebasan berpikir dan tidak manusiawi.Dunia telah mengglobal, tidak mungkin lagi ada isolasi atau sekat-sekat kehidupan manusia atas dasar agama, bangsa, atau budaya. Di muka bumi ini sudah menjadi hukum alam (sunnatullah) bahwa yang kuat itulah yang akan menang. Aksioma survival for the fittest (siapa yang kuat, dia yang akan bertahan, ed.) akan berlaku sepanjang zaman. Maka lepaskan segala fanatisme, nasionalisme, agama, dan kesukuan. Meleburlah menjadi satu "warga dunia" (planetary citizens), bergabunglah dalam satu pemerintahan global yang perkasa, ikatkan dirimu dalam satu budaya, satu agama, satu cita-cita, dan satu warna peradaban dunia yang baru novus ordo seclorum.Lihatlah realitas. Berapa banyak manusia kelaparan di belahan bumi selatan: Afrika, Asia, India, Bangladesh, dan negara-negara lain di luar Barat. Mereka tidak berdaya tanpa pertolongan kemanusiaan dari dunia Barat yang sekuler, tanpa embel-embel agama. Negara mana yang dengan fanatisme agamanya, ia mampu mengulurkan tangannya untuk membantu sesamanya, sebagaimana yang diajarkan oleh agama?Janganlah melarikan diri dari kenyataan. Hukum alam telah membuktikan bahwa budaya yang kuat akan mengungguli budaya yang lemah. Tidak lama lagi, seluruh dunia akan mengikuti budaya kami, budaya zionis. Budaya yang paling unggul dan yang akan meninggikan derajat manusia di muka bumi ini. Inilah realitas yang tidak terbantahkan. Kami mempunyai teknologi, juga pengalaman dari sebuah peradaban yang telah lama berkembang, dan kini sedang berproses mencapai titik yang tidak pernah akan terbayangkan oleh peradaban manusia sebelumnya. Berhentilah bermimpi dengan segala omong kosong. Reguk dan nikmatilah dunia nyata. Negeri kami bisa tegak, sejahtera, dan berkembang bukan karena dogma agama, tetapi karena intelektualitas, hukum yang menjadi primadona kehidupan dan hak azasi, di mana setiap orang dihargai sebagai manusia yang merdeka --inilah cita-cita Dajal beserta zionisnyaInilah pula cita-cita para zionis dengan perkataannya, "Kami datang untuk melebarkan sayap budaya unggul kami, dan janganlah dicurigai. Kami ingin mengangkat martabat manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya. Manusia yang bebas dan mengetahui hak asasinya sebagai manusia. Kami ingin melepaskan Anda dari segala tirani gereja dan lembaga agama apa pun yang tidak memberikan hak demokrasi serta kebebasan bagi manusia. Itulah sebabnya, demi hak dan martabat manusia, kami membuka pintu bagi kaum lesbian, homo seksual, dan intergender serta lainnya. Mereka semua adalah manusia, dan kita harus memperlakukannya sebagaimana seharusnya manusia merdeka dan bebas."
I. Pekerjaan Besar Untuk Para Ulama, Mubaligh, dan AgamawanDunia bertambah global dengan segala implikasinya yang merupakan sebuah realitas. Dan pertanyaan serta tantangan masyarakat Dajal tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Karena ideologi ini sudah dapat kita saksikan beberapa fragmentasinya di panggung kehidupan dunia Barat yang sekuler.Mereka mengembangkan dan mencoba meningkatkan propagandanya dengan pendekatan total dan multidimensional. Gerakan: kemerdekaan manusia (libertian), orang-orang kiri (leftist), pemikir bebas (freethinkers), sosialisme baru, neo-komunisme, sekularisme matrialistik, termasuk pseudo agama dalam bentuk mistik dan okultisme. Itu semua tidak dapat dihadapi hanya dengan pendekatan hitam-putih maupun halal-haram. Akan tetapi, itu membutuhkan sebuah format intelektual yang membuka wawasan serta mampu menjawab seluruh argumentasi ideologi baru ini melalui kapasitas intelektual logis --yang saat ini menjadi mode di kalangan para kawula muda.Kaum agamawan tidak cukup hanya dengan menguraikan nilai-nilai normatif dalam menghadapi objek dakwah yang kebetulan telah bersentuhan dengan informasi global. Mereka menguji kita dengan pendekatan komparatif (perbandingan). Mempertanyakan norma-norma yang disajikan dengan deskriptif-empiris. Kita telah menyaksikan betapa gerakan dakwah sangat sedikit, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, apabila dibandingkan dengan propaganda budaya sekuler tersebut. Dakwah bagaikan deret hitung, sementara godaan kenikmatan hedonistik bagaikan deret ukur.J. Solusi Atakah IlusiApakah ilusi bisa menjadi solusi, ataukah sebaliknya penawaran sebuah solusi hanyalah ilusi belaka yang akhirnya tidak memberikan apa pun kecuali kembali kepada kebiasaan-kebiasaan dan membiarkan diri "telanjang" di hadapan bidikan "kamera" kaum Dajal.K. Bidang EkonomiKalau saja saat ini, umat Islam mempunyai pemimpin sebenar-benarnya pemimpin, seperti Rasulullah saw, niscaya ekonomi menurut syariat Islam bisa dikomandokan agar seluruh umat Islam melaksanakannya. Dan niscaya umat Islam akan mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat dan sulit utuk ditembus oleh infiltrasi paham zionis, walau mereka bersekutu dengan kaum Dajal lainnya di muka bumi ini. Setiap pengusaha atau masyarakat mempunyai keterpanggilan untuk hanya menyimpan uang mereka di bank Islam. Melakukan sistern ekonomi dan perbankan dengan sistem yang ditetapkan secara halal menurut konvensi syariat. Tentunya, bank Islam tersebut akan mengalami likuiditas yang tinggi, dana tunai yang sehat, dan pada saatnya mampu mengalirkan kembali dana tabungan tersebut untuk membantu kaum muslimin. Jaringan dunia perbankan Islam akan menyebar ke semua pelosok dan memperkuat fondasi ekonomi umat.Akan tetapi, jauh dari lubuk hati kita masing-masing, tentunya ada semacam pesimisme, selama umat Islam tidak berada dalam satu komando kepemimpnan umat yang berwibawa. Selama kepemimpinan dan jamaah belum dianggap sebagai persyaratan kehidupan umat Islam, maka imbauan apa pun akan tetap kalah bersaing dengan hingar bingarnya sistem zionis yang secara duniawi sangat memikat manusia. Pantaslah Rasulullah saw menjawab bahwa umat yang banyak, tetapi berkualitas buih. Kita telah kehilangan daya inovasi dan lebih senang menari dengan iringan musik kaum kafir yang tidak pernah mengenal lelah ingin mengadu domba sesama umat Islam.L. Zakat, Infaq, dan SedekahKalau saja umat Islam mempunyai "imam" yang mampu mengomandokan agar beberapa bagian dari penghasilan umat Islam dikeluarkan untuk dizakatkan, diinfakkan, dan disedekahkan kepada mereka yang memerlukannya (kaum dhuafa) niscaya tidak akan ada lagi proposal yang beredar atau surat-surat edaran yang meminta sumbangan, tidak akan ada lagi para saudara kita yang mengulur-ulurkan tangan diiringi loudspeaker di pinggir jalan untuk biaya pembangunan masjid baru. Karena pengelolaan dana dizakatkan, diinfakkan, dan disedekahkan umat dilakukan dengan profesional dengan satu imamah, tentunya.Pembangunan masjid dievaluasi oleh satu tim. Apakah diperlukan membangun masjid baru sedangkan di sebelahnya ada masjid yang sepi dari jamaah. Bagaimana rasio populasinya, dari manakah dananya, dan lainnya. Karena kita tidak mempunyai imamah maka umat Islam mencicit seperti anak ayam kehilangan induknya yang bergerak di lapangan terbuka tanpa perlindungan dari mata tajam elang rajawali yang siap menerkamnya. Bagaimana membuat satu fatwa atau gerakan dakwah agar dapat meramaikan masjid. Memakmurkannya dengan shalat berjamaah adalah sama besar pahalanya dengan membangun masjid. Apalah artinya masjid dibangun di setiap RT atau RW, tetapi sepi dari orang-orang yang meramaikannya dengan shalat fardu berjamaah.M. Membelanjakan UangKita tidak ingin berdebat soal khilafiah bahwa ibadah seseorang tidak akan diterima selama empat puluh hari apabila di dala perutnya ada makanan haram, tetapi kiranya harus direnungkan bagaimana dan kepada siapa kita harus membelanjakan uang ini.Dengan perekonomian global yang kita hadapi saat ini, berapa banyak perusahaan asing menanamkan modalnya di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam. Mereka melakukan kerja sama (joint venture) dengan pembagian keuntungan yang lebih besar profitnya kepada para penanam modal dan pemilik royalti. Misalnya, sistem komposisi sahamnya adalah 80:20, di mana 80 persen untuk pemilik modal mayoritas dan pemilik royalti, dan 20 persennya untuk pemodal dalam negeri. Maka sudah dapat kita ketahui berapa milyar rupiah mengucur ke para pemodal asing tersebut, lalu dibawanya keuntungan tersebut ke negeri asalnya. Uang yang kita belanjakan ternyata membantu pengembangan usaha mereka, karena mayoritas keuntungannya dinikmati di negara asalnya yang notabene merupakan bagian dari jaringan zionis. Dan mereka tidak mendapatkan kewajiban berzakat, sehingga mustahil mereka menyisihkan keuntungan perusahaan dalam bentuk zakat.N. Keberpihakan Kepada IslamBagaimana mungkin ajaran dan syiar Islam akan merebak dan menjadi kuat, sedangkan umat Islam sendiri tidak mempunyai keberpihakan terhadap ajaran Islam secara kaffah (keseluruhan).Untuk itu, harus ada semacam reformasi besar di kalangan para pemimpin Isram untuk melepaskan segala egonya dan membiarkan dirinya hanya dipandu oleh semangat Islam dalam sebuah gerak langkah yang indah, yaitu persatuan umat (ittihadul ummah).Semua persoalan dan kehidupan umat dapat kita kembalikan kepada program (manhaj) yang sesuai dengan syariat-Nya, dikarenakan umat dapat dengan jelas dan mudah pula ke mana mereka harus "mengadukan" nasib dirinya. Peran lembaga-lembaga Islam yang ada saat ini seharusnya berada dalam satu payung para pemimpin ahli (ahlul hal walaqdi) yang berhimpun penuh integritas dan kredibilitas untuk menjadi pengawal umat.Akan tetapi, rasa skeptis seakan menerpa diri kita. Mungkinkah kita mempunyai cukup keberanian untuk menyatakan diri berhimpun dalam satu "dewan imamah"? Duduk di dalam dewan tersebut para ulama, tokoh, dan cendekiawan yang 24 jam memikirkan nasib umat Islam?Nurani berbisik dari lubuk hati, benarlah apa yang disabdakan Rasulullah saw. bahwa umat Islam yang banyak ini bagaikan semangkok makanan yang diperebutkan kaum Dajal yang kelaparan, karena umat dilanda penyakit wahan (terlalu cinta dengan dunia).O. Persatuan Umat Beragama versus Ideologi BaruNabi Ibrahim a.s. sebagai "bapak tauhid" telah melahirkan tiga agama besar: Yahudi, Nasrani, dan Islam. Semua misinya adalah sama, yaitu mengangkat martabat, kesejahteraan, serta kebahagiaan manusia; mempunyai akar sejarah yang sama serta misi tauhid yang semula begitu indah dan murni. Di satu sisi, kita menyaksikan bahwa zionisme bukan lagi aspirasi dari agama Yahudi, melainkan sudah menjadi ideologi imperialistik, menjadi satu "paham atau ideologi baru", sehingga tidak harus menjadi Yahudi dahulu untuk menjadi seorang zionis.Negara Cina yang penduduknya dua miliar serta kekuatannya, the overseas Chinese (Huaren), merupakan pula satu potensi, yang harus diwaspadai. Bila mereka bergerak dan dirasuki paham zionis, niscaya jaringan konspirasinya (Triad) akan sama bahayanya. Juga akan sama halnya dengan Jepang yang telah menggurita perekonomiannya, dan semakin berkecambah aliran-aliran mistik serta konspirasi rahasianya (Yakuza), akan menjadi ancaman pula di masa depan bagi para juru dakwah.Kaum zionis akan menghantam seluruh agama samawi. Menyingkirkan logika iman yang dianggapnya sebagai tirani, racun, dan kebodohan untuk digantikan dengan liberalisme total serta sekuler matrialistik. Dengan demikian, dalam menghadapi kaum kafir zionis yang bercita-cita untuk menghapus agama (abollition of all religion) merupakan tugas para juru dakwah.Sudah saatnya seluruh agama bersatu-padu menghadap ideologi mereka. Tidak ada alasan lagi untuk melakuan konflik dan silang sengketa yang melelahkan, saling berebut pengaruh dengan menghitung jumlah dan menghalalkan segala cara untuk memperbanyak jamaah. Konflik diantara umat beragama hanya membuat "tertawa dan terbahaknya" kaum zionis. Dan tentunya pula, hal itu melemahkan misi umat beragama itu sendiri.Perpecahan dan konflik dalam dan antar-agama, hanyalah sebuah kegelapan yang panjang. Itu tidak memberikan dampak apa pun kecuali luka yang semakin menganga dan derita yang semakin membuat nelangsa

Tantangan dan Jawaban
Tantangan Kaum Dajal
Jawaban Umat Islam:
Menghapuskan segala dogma agama yang dianggapnya sebagai tirani yang mengebiri kebebasan manusia. Agama tidak realistis, bertentangan dengan fitrah manusia yang realistis, dan empirik. Dalam sejarah manusia, ternyata agama merupakan sumber konflik.
Gerakan reformasi (ishlah) dalam metode dan aplikasi dakwah secara total dan menyentuh kehidupan (total dakwah). Melalui pendekatan: pengetahuan kesejarahan, pendekatan rasional, dan penguasaan berbagai ideologi sebagai bahan perbandingan.
Menguasai seluruh jaringan pranata kehidupan, terutama dominasi di bidang ekonomi dan moneter, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai jembatan emas menuju cita-cita satu pemerintahan dunia (novus ordo seclorum).
Pola pendidikan umat yang harus dikembangkan secara faktual. Di samping pendekatan ritual normatif, ditanamkan pula berbagai metode pendidikan yang bersifat aktual aplikatif serta metode belajar partisipatif.
Untuk memecah keyakinan dogmatis, dirancang agama palsu (pseudo and quasi religion) dalam bentuk agama alternative, misalnya: jehovah, satanisme, okultisme, unitarian-universalist, dan sebagainya, dengan pendekatan rasional.
Pola pendidikan tauhid, pemahaman budaya barat (westernologi) sudah harus dikuasai oleh para cendekiawan Islam, sehingga mampu mengkounter tendensi atau mewabahnya aliran mistik, pseudo tasawuf dan sebagainya.
Untuk mewujudkan cita-cita Dajal menguasai dunia maka seluruh potensi konflik harus dimunculkan ke permukaan. Pertentangan antar-etnik, pertentangan rasial dan konflik agama harus dijadikan pemicu untuk kepentingan konspirasi Dajal. Kebanggaan nasionalisme; patriotisme merupakan penghalang bagi melajunya cita-cita kaum Dajal, sehingga sejak awal sudah harus direncanakan satu gerakan penghancuran nasionalisme melalui konflik SARA, agar dengan mudah Dajal memperbudak mereka dalam kandang kekuasaan dunia yang monolitik.
Umat Islam hanya akan menang selama bersatu (ittihadul-ummah). Bila umat Islam pecah maka bersiaplah untuk kalah. Sudah merupakan aksioma Ilahiyah bahwa persatuan umat dan jamaah merupakan kunci untuk menjawab tantangan Dajal. Termasuk juga menggalang persaudaraan antar-agama, etnik, dan ras demi menghadapi gerakan kafirisasi yang akan memorak-porandakan persatuan dan kesatuan, dan menghapuskan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Sudah saatnya umat beragama bersatu dalam tali cinta dan persudaraan karena kesejarahan kebangsaan yang pluralis-unitarian dan sebaliknya.
Mengembangkan budaya natural-realistis yang bebas dari nuansa agama, sehingga mampu merasuki alam pikiran masyarakat
Melakukan kounter dengan memotivasi para budayawan Islam untuk lebih kreatif dan tetap populis, sehingga seni budaya mampu menjadi sarana dakwah yang mengglobal.
Meningkatkan peredaran obat-obatan setan, alkohol, serta berbagai bentuk hiburan modern, misal kafe, klub malam, dan bentuk hiburan lainnya sebagai tempat peredaran obat.
Menanamkan fanatisme bahwa memasuki kafe, klub malam, serta tempat hiburan malam bernuansa sekuler adalah sama nista dengan mendekati zinah. Dan pada saat yang sama menghidupkan kembali rumah tangga Islami (usrah-Islamiyah).
Membius anak-anak muda dengan berbagai jerat yang sangat profesional, mulai dari budaya seni, artis, selebritis, obat, dan penghancuran mentalitas.
Menggiatkan minat anak-anak remaja terhadap olahraga, seni budaya, dan seluruh pranata sosial dengan cara saling menunjang satu dengan lainnya.
Menyebarkan fitnah dan mengadu-domba (friksi) di kalangan tokoh- tokoh agama atau para mujahid Islam yang cerdas dan potensial, sehingga mereka mati sebelum berkembang. Fitnah merupakan senjata kaum Dajal yang ampuh dan membunuh tanpa harus mati.
Menanamkan fanatisme tentang pentingnya jamaah, ukhuwah dalam bentuk yang nyata. Memberikan bekas yang mendalam bahwa fitnah adalah api menyala dari nafsu Dajal. Dan mereka yang memfitnah, betapapun mengatas-namakan agama, tidak lain adalah pengikut Dajal.
Memanfaatkan media massa sebagai "juru bicara ideologi" dan memojokkan atau tidak memberi kesempatan kepada para tokoh potensial untuk berdakwah (menulis) di media massa yang ada, sehingga hubungan emosional para tokoh tersebut tertutup dengan umatnya. Sebarkan fitnah kepada para pemimpin redaksi terhadap tokoh tertentu agar mereka punya alasan untuk mem-black out.
Melakukan satu rekrutmen organisasi jurnalis Islami, sehingga mereka senantiasa mampu berpihak pada agamanya dari bersifat objektif. Para pemangku lembaga media massa harus mempunyai gairah Islamiyah yang nyata dan transparan. Memberikan kesempatan yang luas kepada tokoh agama untuk memberikan pemikirannya melalui media massa di mana mereka mempunyai akses dan otoritas.
Agama merupakan dogma yang menyalahi kebebasan berpikir, tidak sesuai dengan jalan pikiran logis, dan tidak bisa dibuktikan dengan hukum, sebagaimana diyakini oleh kaum pemikir.
Melakukan gerakan pembaruan dalam materi dan metode dakwah dengan melalui pendekatan argumentatif, mempelajari hukum logika dan mengikuti perkembangan pemikiran zaman, di mana banyak tantangan ideologi baru yang pada hakikatnya cenderung untuk bersifat matrialistik absolut dengan mengandalkan ilmu logika.
Mempersiapkan kader-kader muda pendukung ideologi masyarakat Dajal yang berpikir bebas nilai tanpa ikatan dogma agama.
Menggerakkan seluruh pranata dakwah dan menjadikan masjid sebagai pusat pengkaderan.
Mencuci otak anak-anak kecil dengan fantasi dan buku-buku sekuler, sehingga jiwanya dikuasai oleh ideologi Dajal.
Melakukan kounter dengan cara menerbitkan buku-buku Islami yang bersifat kontemporer dan aktual sehingga diminati anak-anak kecil.
Tabel di atas terlihat simplistis, padahal kenyataannya jauh lebih kompleks dari apa yang telah kita urut dalam tabel tersebut Hal ini baru tahap awal analisis penulis.